Minggu, 29 November 2009

Macet dan Genangan Air Di Ruas Jalan Einstrein Di Soal




 
PURWAKARTA, RAKA - Kemacetan dan genangan air di sekitar ruas jalan lingkungan perusahaan Einstreind Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta di soal. Kemacetan dan genangan air dinilai merugikan pengusaha setempat selain pengguna jalan.

Sekjen LSM Triloka Purwakarta, Tarman Sonjaya, mengatakan, salah satu faktor kemacetan dominan disebabkan oleh genangan air hujan yang membanjiri jalan. Dilain pihak, kemacetan juga terjadi lantaran kondisi jalan yang kecil selain lalu lalangnya karyawan perusahaan yang keluar masuk saat jam pulang dan masuk perusahaan.

" Padahal, ruas jalan itu merupakan jalan yang menghubungkan areal industri dan pariwisata selain lembaga-lembaga pendidikan. Namun hal ini masih saja terjadi dan ini dapat merugikan pengusaha sekitar dan sudah tentu pengguna jalan," jelas Tarman Sonjaya.

Atas dasar itu, sambung dia, LSM Triloka terlebih pada musim penghujan ini meminta pihak pemerintah melalui dinas terkait segera melakukan upaya dan antisipasi di wilayah tersebut. Sebab, dikhawatirkan bila hal itu dibiarkan tidak menutupkemungkinan kemacetan dan genangan air kemudian bakal bertambah parah. " Dengan melihat hal ini, tentunya harus ada action dari pemerintah. Jangan lama-lama dibiarkan," katanya.

Sementara pengamatan RAKA, selain ruas Einstreind dua ruas jalan lain seperti jalan Pramuka Desa Bunder, Kecamatan Jatiuluhur dan ruas jalan sekitar perusahaan Kuti Babakan Cikao Purwakarta pun masih menjadilangganan macet saat jam masuk dan pulang kerja. Kemacetan di dua ruas jalan itu rata-rata disebabkan banyak kendaraan besar milik perusahaan yang lalu lalang untuk mengantarkan karyawan dan barang perusahaan selain tumpahnya pegawai perusahaan. Selain itu, kemacetan juga diperparah oleh kendaraan angkutan umum yang ngetem disekitar pinggiran jalan.  

Pada musim hujan kini, kemacetan bisa terjadi sampai puluhan meter. "Ini sudah terjadi setiap pagi dan sore hari,"kata Agus warga Dsa Bunder di Jl Pramuka, Minggu (3/10) kemarin.(rif)


Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini!


Kades Parankanlima Tewas Dihantam Truk



 
PURWAKARTA, RAKA - H. Syarif Hidayat (60), Kepala Desa Parakanlima, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, tewas di tempat kejadian perkara saat sepeda kendaraan roda dua yang dikendarainya ditabrak truk trailer, Minggu (29/11) sekira pukul 02.00 WIB di Jalan Umum Kampung Citapen, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani, Purwakarta. Korban yang baru dua tahun menduduki jabatan kepala desa pada siang harinya langsung dimakamkan di pemakaman umum di Desa Parakanlima, Purwakarta.

Sementara sopir truk trailer, Asep Rian Maulana (20), warga Kampung/Desa Cianting Rt 07/02, Kecamatan Sukatani, Purwakarta yang menyebabkan korban tewas masih dalam pemeriksaan intensif unit Lakalantas Polres Purwakarta.
Kecelakaan nahas tersebut berawal ketika truk trailer nopol B 9630 QJ yang dikemudikan Asep melaju di Jalan Raya Bandung-Purwakarta dari arah Purwakarta menuju Bandung.

Di jalanan yang lurus tepatnya di Jalan Umum Citapen dekat rumah makan Padang Simpang Raya, tiba-tiba truk yang dibawanya oleng ke kanan jalan dan langsung menabrak pompa kompresor milik tukang tambal ban yang berada di bahu kanan jalan tersebut. Tidak hanya itu saja, setelah menabrak pompa kompresor, truk tersebut kemudian menabrak sepeda motor plat merah Honda Win nopol T 6835 A yang dikendarai Kepala Desa Parakanlima yang datang dari arah Bandung menuju Purwakarta. Akibatnya, korban tewas seketika dan langsung dievakuasi ke rumah sakit Bayu Asih Purwakarta.

Camat Jatiluhur, Totong Hidayat ketika dihubungi wartawan mengatakan pihaknya sangat berduka dengan meninggalnya Kepala Desa Parakanlima akibat kecelakaan lalu lintas. Menurutnya, saat kejadian korban sebenarnya hendak pulang setelah mengurus keperluan keluarga, namun ketika melintas di lokasi kejadian nasib berbicara lain, nyawa korban melayang akibat ditabrak truk trailer.

Disebutkan, meski peristiwa tersebut mengakibatkan kekosongan kursi pimpinan desa diharapkan roda pemerintahan Desa Parankanlima tetap berjalan, dengan demikian untuk sementara pejabat sementara Desa Parankanlima itu dipegang oleh Sekdes, dan kedepannya mungkin akan ditunjuk pejabat pelaksana tugas (Plt) Desa Parakanlima yang nantinya merupakan kewenangan bupati.

Sementara itu, Kapolres Purwakarta AKBP Hendro Pandowo melalui Kasat Lantas AkP Edi Kusmawan, Minggu (29/11) mengatakan untuk sementara sopir truk trailer masih diperiksa intensif oleh anggotanya. Dikatakannya, kecelakaan yang terjadi itu akibat sopir truk mengantuk sehingga menyebabkan kendaraannya oleng ke kanan jalan dan menabrak korban yang tewas seketika.

Menurutnya, sopir truk setelah kejadian masih ditahan di Mapolres guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Sopir truk telah melanggar pasal 359 KUHP dengan ancaman hukuma maksimal 5 tahun penjara. Akibat kelalainnya menyebabkan tewasnya Kepala Desa Parankanlima," kata Edi Kusmawan. (rif)


Kios Pupuk Sepi Pembeli



PURWAKARTA, RAKA – Sejumlah pemilik kios penyedia sarana produksi pertanian di Kabupaten Purwakarta saat ini mengeluh. Pasalnya, meski masa musim tanam padi Tahun 2009/2010 sudah berlangsung, urea maupun beberapa jenis pupuk lain yang biasanya sudah laku terjual, belum juga menipis di gudang alias belum laku terjual.

Satu pemilik kios di Kecamatan Purwakarta, Karnali (44), mengatakan akibat masih menumpuknya pupuk tersebut dikhawatirkan berimbas terhadap tingkat perputaran modal pemilik kios yang menjadi lamban dan berkurang.

" Dari hal tersebut, ujung-ujungnya dapat mengurangi pendapatan. Dan ini dapat merugikan para pemilik kios lantaran modal pembelian pupuk umumnya berasal dari pinjaman. Sehingga, membuat perputaran modal kami kurang begitu lancar," kata Karnali kepada RAKA Minggu (29/11) kemarin.

Pemilik kios lain di Kecamatanm Sukatani, Syarif (37), mengatakan hal senada. menurutnya, kendati sebelum musim bajak dimulai, sekitar awal November, sebagian pemilik kios sudah bersiap-siap menebus D.O (Delivery Order) pembelian berbagai jenis pupuk ke agen, melalui pembelian kontan, namun pada masa tanam sekarang (2009/2010,red) perputaran modal usaha penyedia sarana pupuk seperti miliknya masih kurang begitu lancar.

"Biasanya berbagai jenis pupuk yang sudah disediakan sudah terserap atau terjual pada awal-awal musim tanam ini. Bukti dilapangan hingga akhir bulan ini malahan petani seperti belum tergerak untuk membeli pupuk," ujar Syarif.

Syarif menambahkan, jenis pupuk yang rata-rata masih menumpuk di gudang tersebut semisal pupuk urea, SP-36, phonska, ZA, dan pupuk majemuk lainnya. Bahkan disebut, untuk pestisida pun sampai kemarin masih belum ramai dibeli petani.

" Kalau dibilang berdampak ya memang berdampak. Pendapatan kami misalnya, sampai saat ini belum menunjukan perubahan yang pasti," sebut Syarif.

Seorang petani di Kecamatan Sukatani, Ujang (38), menuturkan belum ramainya petani membeli pupuk, pestisida maupun insektisida disebabkan karena masa tanam padi tidak berlangsung merata.  

" Berlangsungnya masa tanam sekarang tidak merata, sehingga masih banyak petani yang belum melakukan tanam. kemungkinan pada pertengahan Desember sekarang semua sudah serentak melakukan tanam," kata Ujang. (rif)


Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat.
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!


pengunjung