Selasa, 01 Desember 2009



 RUSAK : Ruas Jl Raya Industri di Desa Babakan Parungkadali Kecamatan Klari (Jalur alternatif Purwakarta-Karawang) kembali rusak. Sebagian jalur dilokasi ini mulai bolong-bolong dan retak yang mengakibatkan bahaya bagi pra pengguna jalan. Padahal, peningkatan jalan di daerah tersebut belum berlangsung selama dua tahun lebih.(*)
 


Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik.
Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang!




 
Ratusan Warga Desa Pasanggrahan Belum Tamat SD

PURWAKARTA, RAKA - Sebanyak 148 warga dari 2192 warga di Desa Pasanggrahan Kecamatan Bojong Purwakarta belum tamat sekolah dasar (SD).  Rata-rata warga yang belum tamat SD itu merupakan angkatan pendidikan pada masa orde baru dan sebelumnya.

Dari data Potensi Desa Pasanggarahan Kecamatan Bojong disebutkan bila dari jumlah 2192 jiwa 800 orang diantaranya sudah melewati masa kelulusan atau tamat SD, SMP 278 orang, SMA 185 orang dan lulusan akademik sebanyak 28 orang. " Sedangkan yang belum tamat SD itu rata-rata bukan angkatan pendidikan masa-masa sekarang, tapi masa dulu (orde baru). Dan saat ini pun kebanyakan sudah berkeluarga dan bekerja meski hanya sebagai buruh tani dan serabutan," kata Kepala Desa Pasanggrahan Nenden Asyianai kepada RAKA akhir pekan kemarin.

Menurutnya, untuk meminimalisir tingkat ketidaklulusan sekolah di wilayahnya pihak desa terus melakukan pembinaan dan bimbingan pada warga agar senantiasa dapat mengenyam bangku pendidikan sesuai yang diprogramkan pemerintah pusat. " Selain pembinaan dari pihak desa, dinas terkait (Disdikpora) pun tak luput memberikan kontribusi dengan langsung melakukan pengarahan di sekolah baik pada murid maupun wali murid dan masyarakat. Terlebih saat ini pun warga dimudahkan dengan program Wajardikdas pemerintah pusat," kata Nenden.

Sebelumnya, Kabid Dikmen Disdikpora Purwakarta Zainurrijal mengatakan bila Purwakarta melalui Disdikpora masih terus melakukan upaya meminimalisir angka tingkat tidak tamat belajar.  Meskidemikian, disebutkan, bila di Purwakarta tingkat tak tamat belajar siswa SD/SMP/SMA masih relatif kecil dan tidak mengkhawatirkan. " Kearah itu diantaranya kita lakukan dengan sosialisasi dan pembinaan secara berkesinambungan melalui pihak terkait terdiri dari desa kecamatan UPTD dan langsung pada orang tua murid. Namun berdasarkan jumlah tingkat tidak lulus di Purwakarta saat ini masih kecil," kata Zainurijal belum lama ini.(rif)


Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat.
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!




Tegalan Desa Hegarmanah Jadi Tempat Buangan Limbah Molen

PURWAKARTA, RAKA - Tegalan atau bukit di pinggiran jalan Desa Hegarmanah Kecamatan Babakancikao Kabupaten Purwakarta kerap dijadikan tempat buangan limbah semen cair 'molen'. Meskidemikian, sampai kemarin belum ada sikap tegas dari pihak terkait.

Seperti diungkapkan warga Kp Warung Buah, Desa Hegarmanah, Kecamatan Babakacikao, Saepudin (34). Menurutnya, tegalan yang letaknya persis di pinggiran jalan sekitar kantor desa itu sudah lama dijadikan tempat pembuangan sisa material semen dari truk-truk molen. Biasanya, truk-truk molen itu datang dan membuang sisa material di sekitar tegalan saat pagi hari atau sekitar sore menjelang petang.

" Sudah sekitar satu tahunan kami kerap melihat truk-truk pengangkut semen cair itu membuang sisa material di tegalan tersebut. Anehnya, aksi itu tak pernah dilarang, akibatnya sekarang tempat itu malahan seperti sudah menjadi lokasi pembuangan limbah semen," kata Saepudin kepada RAKA disekitar tegalan, Selasa (01/12).

Mulanya, tambah dia, lokasi disekitar tegalan tersebut hanya dijadikan tempat tidur (parkir, red) oleh pengemudi kendaraan truk molen. Namun seperti pepatah 'sambil menyelam minum air' lokasi itu pun lambat laun dan sampai sekaang berubah jadi tempat pembuangan sisa material semen cair.

" Awalnya cuma terlihat parkir-parkir biasa saja. Tapi, sekarang mereka (awak truk molen, red) malahan seperti menyulap lokasi itu untuk pembuangan sisa materialnya," kata Saepudin sambil menambahkan kalau aksi tersebut dilakukan awak truk molen sembari melakukan parkir dilokasi tegalan.

Dadan (25) warga lainnya mengatakan hal senada. Bahkan ia mempertanyakan sikap aparat desa yang terkesan membiarkan aksi buang limbah yang berpotensi besar merusak lingkungan di wilayahnya. " Anehnya, meski tegalan itu dekat sekali dengan kantor desa namun belum ada sikap dari mereka. Apakah ini lantaran pihak desa yang tidak mengerti atau memang sengaja dibiarkan. Hemat saya sebaiknya pihak desa segera mengambil sikap minimal dengan menegur terlebih dahulu," terang Dadan.

Terkait hal itu, Kadiv Humas LSM Triloka Purwakarta, Eyang (40), mengatakan aksi seenaknya tersebut secara aturan jelas tidak diperkenankan. Sebab, dari semua jenis dan bentuk limbah setiap penanganannya perlu dilakukan secara baik untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, semisal pencemaran lingkungan.

" Kalau dibuang sembarangan tentunya bisa berdampak terhadap lingkungan. Apalagi ini material semen yang baru bisa terurai selama ratusan tahun," kata Eyang.

Atas dasar itu, LSM yang bergerak di bidang lingkungan ini meminta pihak pemerintah melalui dinas terkait segera melakukan tindakan. " Tentunya dari hal ini pihak pemerintah daerah harus segera melakukan tindakan termasuk melakukan pengawasan. Kalau dibiarkan bukan tidak mungkin para awak-awak truk molen lainnya akan berani 'kencing sebarangan' ditempat yang mereka mau," kata Eyang. (rif)


Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!


pengunjung