Rabu, 10 Maret 2010




Bencana Longsor Masih Ancam Purwakarta

PURWAKARTA, RAKA - Masih tingginya intensitas dan curah hujan di kab Purwakarta dalam pekan terakhir ini, diperdiksi masih berpotensi menimbulkan ancaman bencana tanah longsor di sejumlah wilayah. Sehingga, khususnya masyarakat yang berada di wilayah dataran tinggi perlu waspda terhadap ancaman bencana longsor tersebut.

Prediksi ancaman longsor pada di musim hujan ini disampaikan kepala Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) kab Purwakarta Dudung B Supardi kepada Radar Purwakarta, kemarin. "Potensi bencana longsor masih bisa terjadi. Apalagi, curah hujan saat ini masih cukup tinggi,"kata Dudung.
Dudung yang juga wakil Bupati Purwakarta ini menghimbau agar masyarakat khususnya yang berada dataran tinggi untuk tetap waspada. Wilayah seperti itu, berada di kec Kiara Pedes, Bojong, Plered, Tegal waru dan kec Sukatani. Sementara untuk kecamatan Purwakarta, Campaka dan Cibatu lanjut Dudung, dinilai memiliki wilayah yang masih relatif aman.

Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat selain tetap waspada, ia berharap budaya gotong royong juga tetap harus dijaga jika tiba-tiba ancaman longsor itu terjadi. Bahkan tingginya intensitas dan curah hujan yang masih terjadi dalam pekan terakhir ini diprediksi masih bisa berpotensi menimbulkan ancaman bencana tanah longsor. "ancaman itu terutama di daerah yang bertebing,"imbuhnya.

Sementara itu, Kasubag Binsospora Pemkab Purwakarta Deden PDB mengatakan berdasarkan hasil penghitungan sementara total kerugian bencana  bencana banjir dan tanah longsor yang belum lama ini khususnya di kecamatan Kiarapedes mencapai Rp311 juta. Rincian itu terdapat  di 5 Desa, seperti di Desa Pusakamulya, bencana banjir dan tanah longsor telah merusak sedikitnya 18,9 Hektar lahan sawah dan kebun warga, di Desa Mekar jaya 18,2 Hektar, Desa parakan Garogek 17,3 Hektar, Desa Ciracas 1,8 Hektar sedangkan Desa Kiara pedes kerusakan sawah  dan kebun mencapai 1 hektar.

Tak hanya itu, bencana longsor di wilayah itu juga menyebakan satu rumah warga roboh dan 2 ekor kerbau mati akibat hanyut saat banjir dan bencana tanah longosr menerjang. "Jika diuangkan mencapai Rp311 juta, itupun perhitungan dari harga sawah dan kebun,"jelasnya.

Saat ditanya, potensi ancaman bencana. Menurutnya, ancaman potensi bencana longsor dan banjir juga diprediksi masih bisa terjadi. Bahkan hingga saat ini, jelas dia bencana longsoran itu masih terjadi disejumlah daerah. "Ada 44 titik yang kita catat dan berpotensi longsor. bahkan kerugian materil akibat bencana alam disejumlah wilayah lainnya pun masih terus kita hitung,"tukasnya. (ton)



Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat.
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!




Penyakit Gondok "Hantui" Balita di Purwakarta

PURWAKARTA, RAKA -  Ribuan balita di kab Purwakarta terancam menderita penyakit gondok. Pasalnya, Dinas Kesehatan Kab Purwakarta mengaku hingga kini hanya baru mengupayakan peran serta penyuluhan pos yandu saja atas ancaman gangguan akibat kekurangan yodium di masyarakat. Selain itu, intitusi kepanjangan Pemkab Purwakarta ini tidak memiliki anggaran khusus terkait masalah tersebut.

"Karena tidak ada anggaran untuk program ini. Namun, 2011 nanti kita berencana akan mengajukannya,"Kata Kepala Seksi Gizi dan Kesehatan Dinas Kesehatan Purwakarta, Djaka Rahardja kepada Radar Purwakarta saat dimintai tanggapannya terkait ancaman gangguan akibat kekurangan yodium terutama terhadap balita, kemarin.

Ia mengungkapkan, kekurangan garam yodium memang cukup berbahaya karena dapat melahirkan generasi yang tidak berkualitas dan tidak produktif. Kekurangan garam yodium, lanjut dia tak hanya mengakibatkan penyakit gondok, namun bisa menimbulkan generasi idiot atau retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau bahkan lumpuh.

Kendati demikian, Ia menyatakan optimisnya bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh setiap pos yandu atau puskesmas bisa memberikan penyuluhan ke masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi garam yodium. "Memang cukup terkendala dengan tidak adanya anggaran. Tapi kita pun akan berupaya mengoptimalkan penyuluhan melalui puskesmas ataupun pos yandu yang ada,"katanya.

Berdasarkan hasil studi penelitian gangguan akibat kekurangan yodium Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat tahun 1996. Setidaknya, tercatat tiga kecamatan di kab Purwakarta yang merupakan wilayah epidemik kekurangan yodium. Wilayah kecamatan itu, berada di kec Bojong dengan status Epidemik berat, Epidemik Sedang  berada di Kec Pasawahan serta Epidemik ringan berada di kecamatan Wanayasa.

Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan Kab Purwakarta dari jumlah anak usia bawah lima tahun (Balita) hingga Desember 2009 telah mencapai 62.208 anak dan dikhawatirkan mereka mengalami kekurangan garam yodium.

Dikatakan Djaka, pihaknya juga tidak bisa melakukan monitoring setiap kandungan yodium yang berada di setiap rumah karena keterbatasan dana. "Setidaknya memang ada pengecekan setiap rumah. Sebab kami melihat, saat ini di masyarakat masih banyak beredar garam yang tidak mengandung yodium,"tukasnya.

Ditempat terpisah, Sekretaris Daerah (sekda) Pemkab Purwakarta Hamim Mulyana mengatakan tidak adanya alokasi anggaran khusus untuk program  gangguan akibat kekurangan yodium bukan menjadi permasalahan yang cukup krusial. Menurutnya, yang terpenting adalah peran posyandu dan Puskesmas sekaligus peran Dinas Kesehatan itu sendiri untuk memberikan penyuluhan yang sejelas-jelasnya ke masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi garam yodium. (ton)



Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda?
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang!


pengunjung