Senin, 22 Maret 2010



Isi SMS Hebohkan Masyarakat

PURWAKARTA, RAKA - Adanya isu SMS yang menyebutkan akan digelontorkan 5000 m/kubik air dari bendungan jatiluhur pukul 24.00 WIB malam kemarin menghebohkan warga Purwakarta.  

Isu ini berkembang Minggu (21/3) hingga Senin (22/1) malam setelah sejumlah warga Purwakarta menerima SMS tersebut. Dalam isi pesan itu tertulis "Jika curah Hujan wilayah Bandung dan sekitarnya terus meningkat, untuk keamanan bendungan jatiluhur sekitar tengah malam akan di los 5000 kubik. Kami himbau kepada masyarakat sekitar untuk antisipasi, mohon maaf atas ketidaknyamanan kondisi tersebut, langkah ini kami ambil untuk menyelamatkan bendungan Jatiluhur Purwakarta agar bisa menyelamatkan hampir sekitar seluruh kota di Propinsi Jawa Barat.

Tak hanya itu dalam SMS itu juga tertulis "jika kami tidak mengambil langkah ini maka bendungan tersebut akan pecah dan mengakibatkan kerugian moral dan materi yang lebih besar". Dengan mengatasnamakan Kantor Gubernur Jawa Barat. Kendati demikian warga mengaku cemas atas adanya SMS tersebut. Meski sebagian menganggap isu itu hanya dilakukan oleh orang iseng.

Seperti yang diungkapkan Opik warga Perumahan Griya Asri. Kata dia, sms itu hanya iseng saja. Bahkan ia pun kembali membalas sms tersebut. "Tadi juga saya balas dan isinya "PJT II bersama masyarakat sudah siap mengantisipasi TMA waduk Jatiluhur dengan cara menyedot air pake sedotan limun.Semoga dengan cara tersebut bisa menurunkan muka air,"kata Opik kepada Radar Purwakarta, kemarin.

Senada dengan OPik, Asep warga Sindang Kasih mengungkapkan itu hanya orang iseng saja. Dan ia juga malah mengingat warga tidak terhasut. "Gila saja, orang yang buat SMS itu,"tandasnya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang sempat dikonfirmasi oleh sejumlah wartawan usai apel pagi di halaman pendopo pemkab Purwakarta menyebutkan bahwa isu tersebut tidak benar. (ton/sep)



Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru
Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi!




Bupati Cek Ratusan Mobil Dinas

PURWAKARTA, RAKA - Bupati Purwakarta kemarin menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ratusan kendaraan dinas milik Pemerintah Kabupaten Purwakarta.

Sidak dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari mobil-mobil tersebut, selain dugaan adanya penyelewengan mobil dinas (Mobdin) oleh pejabat dilingkup Pemkab Purwakarta  yang menggunakan mobil dinas bukan hanya untuk keperluan dinas, akan tetapi untuk kepentingan pribadi para pemakainya. Namun dalam sidak itu tidak ditemukan sejumlah mobil dinas yang diganti warna plat-nya atau seharusnya berwarna merah menjadi hitam.

Sidak dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh mobil dinas di halaman Pemkab Purwakarta. Bupati dengan didampingi beserta para pejabat SKPD melihat dan memeriksa satu persatu kendaraan secara bergilir.

Tak ayal, jalan disekitar jalan menuju pintu masuk kantor Pemkab Purwakarta dijejali ratusan kendaraan mobil dinas yang sengaja didatangkan dari seluruh kantor SKPD di 17 kecamatan se-Kabupaten Purwakarta. Selain sejumlah mobil kepala dinas.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang di konfirmasi disela-sela sidak mengungkapkan, sidaknya itu untuk mengecek kalaikan kendaraan dinas. Harapannya mobil itu bisa di ketahui layak atau tidaknya. Sehingga kata dia, dalam keadaan terdesak seperti adanya bencana alam mobil-mobil berplat merah itu bisa digunakan  untuk membantu masyarakat.

"Untuk mengecek kelayakannya. Dan bisa diketahui mana yang layak atau tidak,"kata Bupati kepada sejumlah wartawan.

Saat disinggung, apakah pengecekan ini juga berkaitan dengan adanya ancaman mogok para supir angkut Selasa (23/3) hari ini. Bupati mengaku tidak sepenuhnya. "Hanya bagian kecil saja atas adanya isu itu. Tapi jika terjadi bisa digunakan,"cetusnya.

Bupati juga mengancam akan mencabut operasional kepada dinas bersangkutan yang terbukti menyelewengkan mobil dinas bukan untuk keperluan dinas, a tetapi untuk kepentingan pribadi para pemakainya.

Bahkan pemberian sangsi juga diberlakukan bagi mereka yang tidak merawatarnya. "tentunya akan kita berikan sangsi. Dan jika terbukti pun akan kita cabut ijin operasinya,"tegas dia.

Sementara itu, dalam acara sidak, Bupati dan diikuti  para pejabat SKPD kemudian melihat dan memeriksa satu persatu kendaraan secara bergilir. (ton)



Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger
Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang!




Kapolda Jabar dan Pandam III Siliwangi Tinjau Bendungan Jatiluhur

PURWAKARTA, RAKA -  Kapolda Jawa Barat Irjen, Pol, Timur Pradopo dan Pangdam III Siliwangi Mayjen Parmono Eddhie Wibowo melakukan inspeksi mendadak ke Bendungan Jatiluhur untuk memastikan kondisi bendungan tersebut, Senin (22/3). Keduanya datang untuk melihat langsung kondisi bendungan.

Sekitar pukul 12.00, keduanya tiba di Kantor Divisi IV Perum Jasa Tirta (PJT) II yang berjarak ratusan meter dari bendungan utama. Direktur Teknik Achmad Godjali, sejumlah tenaga senior PJT II, pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, dan Kepolisian Wilayah Purwakarta, hadir menyambut kedua pejabat.

Suasana Kantor PJT II dan bendungan utama mendadak sibuk menyusul beredarnya isu bahwa bendungan retak atau jebol. Pangdam II Siliwngi Mayjen Parmono Eddhie Wibowo kepada para wartawan usai meninjau langsung bendungan Jatiluhur mengatakan, pada dasarnya kondisi bendungan Ir. H. Juanda  masih aman. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir ,karena pihak PJT II Jatiluhur  telah melakukan semua prosedur dalam menangani tingginya muka air (TMA) yang melebihi ambang batas normal.

Namun demikian Pangdam menghimbau masyarakat  tetap waspada, berjaga-jaga terjadinya  debit air di waduk Jatiluhur meningkat  dengan cepat sehingga memicu peninggkatan TMA. dampaknya terjadi banjir di daerah hilir seperti di beberapa daerah wilayah  Kabupaten Karawang.

"Saat ini memang debit air tengah meninggi. Mari kita sama sama berdoa agar debit air segera turun sehingga kondisinya kembali normal," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pangdam III Siliwangi juga meminta masyarakat terutama di daerah Karawang agar tidak terpancing oleh isu-isu yang menyesatkan seperti banjir yang terjadi akibat jebolnya bangunan tanggul waduk Jatiluhur.

"Semua prosedur sudah dilakukan PJT dalam mengatasi TMA air waduk Jatiluhur. Setelah dilakukan pengecekan ternyata tidak benar bahwa bangunan tanggul waduk Jatiluhur itu jebol," kata Mayjen Pranowo Edhie Wibowo.

Seperti diberitakan harian ini, Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur Purwakarta terpaksa menggelontorkan air dari waduk Jatiluhur ke bagian hilir menyusul semakin meningginya tinggi muka air (TMA) waduk Jatiluhur diambang batas yang telah ditentukan. TMA di waduk Jatiluhur Purwakarta sekarang mencapai 108,25 meter melebihi batas ambang sebesar 107 meter.

Akibat penggelontoran air secara besar-besaran dari waduk Jatiluhur ini menyebabkan terjadinya banjir di bagian hilir seperti menimpa ratusan rumah di Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta. (ton)


Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat.
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!




Waduk Jatiluhur Terapkan Satus Siaga Satu

PURWAKARTA, RAKA - Ketinggian muka air waduk Jatiluhur yang sampai kemarin siang mencapai 108,36 meter/dpl dan sudah mendekati batas kemampuan waduk yang 110 meter m/dpl membuat kondisi bangunan tanggul waduk Jatiluhur dinyatakan dalam kondisi siaga satu.

Direktur Teknik PJT II, H. Ahmad Gozali di kantor  Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) kepada wartawan mengatakan hal itu karena tinggi mata air (TMA) terus meningkat dan terkait keamanan bendungan. "Siaga satu memang kita terapkan, tetapi isu jebolnya Jatiluhur ini yang perlu kita luruskan,"kata dia.

Dalam beberapa hari terakhir ini memang berkembang kabar yang menimbulkan kepanikan dan ke khawatiran masyarakat terutama yang tinggal di hilir Jatiluhur. Khabar yang berkembang menyebutkan bendungan Jatiluhur retak dan jebol. Namun hal ini, dinilainya karena adanya kesalah pahaman terkait dengan air limpasan.

Sebut dia, masyarakat menganggap air di waduk Jatiluhur limpas melebihi badan bendungan padahal yang sebenarnya limpasan yang terkait dengan TMA yang dimaksud limpasan diatas Glory Morning (jendela pembuangan) di waduk tersebut.  "Dan  kepada wartawan lah yang harus menyampaikan kepada masyarakat akan kabar ini,"Kata dia.

Dengan demikian, tandas dia meski TMA waduk jatiluhur sudah mencapai mencapai 108,36 meter/dpl dan sudah mendekati batas kemampuan waduk yang 110 meter m/dpl tapi dinyatakan masih aman.

Dijelasnya, pengeluaran air dari waduk Jatiluhur sekarang ini mencapai 673,06 meterkubik/detik, sedangkan air yang masuk ke waduk Jatiluhur dari waduk Cirata mencapai 879,73 meterkubik/detik. Dengan demikian, terjadi ketidakseimbangan dan TMA waduk Jatiluhur semakin meninggi.

"Ini pun yang menyebab kan semakin terus meningginya air jatiluhur. Dan walaupun pengeluaran air dapat dibantu dengan hallow jet, tapi kita juga perlu melihat, sebab dengan tambahan hallow jet malah bisa menyebabkan banjir yang lebih besar," jelas Gozali.

Hal senada juga dikatakan tenaga senior PJT II Supangat, menurutnya kondisi bendungan Jatiluhur dalam keadaan aman. Bahkan kata dia, berdasarkan perhitungan para ahli ketinggian maksimal TMA yang bisa ditampung di waduk Jatiluhur itu setinggi 111,6 m/dpl.

Dengan demikian, jelas dia dengan ketinggian itu bisa disebut ancaman dan bisa jebolnya tanggul.  "Itu yang disebut banjir maksimum yang kemungkinan bakal terjadi. Tapi TMA itu yang sekarang mencapai 108 m/dpl itu dalam keadaan tidak membahayakan seperti yang terjadi pada tahun 1984 dimana TMA waduk Jatiluhur saat itu mencapai 108,4 m/dpl," katanya.

Saat ditanya, timbulnya banjir yang terjadi di kab Purwakarta dan Karawang. Supangat menyatakan  kejadian itu bukan semata-mata karena penggelontoran air dari waduk Jatiluhur  ke sungai Citarum saja, melainkan ada beberapa faktor.

"Ini kan, salah satunya adanya air yang berasal dari sungai Cibeet dan sungai lainnya,"tukasnya. (ton)


Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!




Mengunjungi Banjir Cikao Bandung
Tak Miliki Saudara, 17 KK Menginap di Majelis Taklim

PASANG dan surut, banjir datang pergi di Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur, Kab Purwakarta. Hingga kemarin bencana banjir yang telah terjadi selama sepekan ini masih merendam ratusan rumah di wilayah itu setelah beberapa hari surut. Bahkan banjir kali ini memaksa 300 KK keluarga harus diungsikan meski sebanyak 17 KK terpaksa bertahan di sebuah majelis taklim Al- Manar Desa Cikao Bandung karena alasan tidak memiliki saudara terdekat.

Toni Triyadi, Purwakarta

MASUK ke perkampungan penduduk di kp Cikao II Desa Cikao Bandung Kec Jatiluhur, Purwakarta sepintas tidak ada yang berbeda. Bencana banjir yang telah  merendam sebagian wilayah seolah tak mematikan aktifitas warga. Mereka tetap bekerja, meski diantaranya ada yang terlihat sibuk membersihkan genangan air yang mulai sedikit surut.  Tapi, ancaman pasang surut air datang dan pergi diakui masih "Menghantui" kecemasan warga. Pasalnya, di waktu tertentu ketinggian air bisa meluap hingga 1,5 meter. Seperti yang diberitakan pada Rabu (17/3) malam lalu, sungai cikao meluap dan merendam kawasan itu hingga lebih dari satu meter. Tak sampai disitu meluapannya sungai cikao juga kembali menyergap wilayah tersebut pada Sabtu (20/3) lalu.

Akibatnya, sebanyak 300 KK di lima kampung seperti di Rw 01 Kampung Batulayang, Rw 02 Kampung Talibaju, Rw 03 Kampung Cikao 1, Rw 04 Kampung Cikao 2 dan Rw 06 Kampung Cilalawak, Desa Cikaobandung kemudian  akhirnya  diungsikan. Namun dari mereka rata-rata memilih tinggal di rumah saudara terdekat dari pada di penampungan.

Lalu bagimana dengan yang tidak memiliki saudara? Soal itu, tercatat ada sekitar 17 KK  yang terpaksa menginap di sebuah gedung majelis taklim Al- Manar di desa Cikao Bandung. "Ya, mau dimana lagi. Karena di sini tidak ada saudara dekat makanya kita memilih disini,"kata Nana Wirata (57) Warga Cikao II kepada Radar Purwakarta, dilokasi, kemarin.

Menginap di pengungsian memang tidak senyaman dirumah sendiri. Sebut Nana, ia pun harus berhimpit-himpitan dengan pengungsi lainnya. Tak hanya itu, jika malam tiba suasana dingin menyergap warga karena minimnya persedian selimut. Beruntungnya, warga Cikao yang memiliki toleransi yang cukup tinggi sangat membantu para pengungsi.

Atas hal itu, Nana mengaku masih memerlukan perhatian pihak lain terutama selain selimut juga bantuan sembilan kebutuhan bahan pokok. "Bantuan memang sudah mengalir baik berbagai instansi dan pemkab Purwakarta tapi bantuan tersebut belum mencukupi. Sebab kIta disini yang sudah lima hari masih tetap membutuhkan. Dan jika banjir terus menerus otomatis stok kebutuhan pun menipis,"bebernya.

Sementara  H. Mamat Rahmat seorang pengelola Majelis Taklim Al- Manar mengungkapkan hingga kini warga juga masih dihantui kecemasan atas ancaman banjir susulan. Ia berharap, Pemkab Purwakarta juga mencarikan solusinya mengingat banjir yang terjadi setiap tahunnya itu sudah terjadi pada tahun 1972. "Tapi banjir kali ini yang terparah. Dan mirip dengan kondisi banjir tahun 2000 lalu,"tukas Mamat. (#)



Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.


Ansietas Ancam Korban Banjir Cikao



 
CAP. Warga Cikao bandung yang diungsaikan dengan perahu pasca meluapnya Sunagi Citarum.
 

PURWAKARTA, RAKA - Dari 300 kepala keluarga (KK) korban banjir di Desa Cikao Bandung Kecamatan Jatiluhur, kab Purwakarta  terancam mengalami masalah gangguan jiwa (Ansietas) di lokasi pengungsian. Penyakit jiwa tersebut berupa ancaman stres dan
kecemasan yang berlebihan.

Penyebab ansietas, antara lain muncul dari aspek perasaan korban karena masih dihantui terjadinya bencana alam susulan. Dimana, dari kekhawatiran tersebut ada ketakutan kehilangan dari mulai harta benda, harapan atau motivasi hidup yang cenderung menggangu kondisi psikologis. Hingga akhirnya, subjek atau korban bisa jadi terserang gangguan jiwa atau dikenal dengan istilah kesehatannya 'ansietas'.Sedangkan untuk pemulihan pengaruh ansietas, biasa diatasi dengan menjalani pengobatan medis, selain kerap dilakukan advokasi maupun pendampingan, agar bisa memulihkan kondisi psikologis.  

Seorang pengungsi di lokasi sekitar rumah ibadah di Desa Cikao Bandung, Usmin (50) saat ditemui mengesankan pembicaraannya tidak fokus, pandangan matanya lemah dan lebih banyak memerhatikan genangan air yang masih meluber ketempatnya. Dari keterangan dia, kondisi banjir ditaksir merugikan warga hingga jutaan rupian lantaran banyak perabot dan rumah warga yang ikut terendam selain wilayah perkebunan. "Kami sulit tidur akibat khawatir air kembali meluap dengan besar. Apalagi, air dari Cirata informasinya masih terus memenuhi bendungan," katanya.

Sepanjang har kemarin, aliran Sungai Citarum yang meluap lantaran TMA (tinggi maksimal air) Waduk Jatiluhur diatas ambang batas itu masih dirasakan oleh sedikitnya 300 kepala keluarga di Desa Cikao Bandung. Apalagi desa tersebut merupakan daerah yang kondisinya lebih rendah dari Waduk Jatiluhur yang menyebabkan banjir di lokasi tersebut seperti mirip langganan. Umumnya pemukiman warga yang terendam banjir rata-rata masih diketinggian mencapai 1 meter. Untuk antisipasi, warga masih diungsikan ke tempat-tempat aman oleh pihak desa.

Sementara, Kondisi bangunan tanggul waduk Jatiluhur hingga Senin (22/3) siang masih dalam kondisi siaga satu. Ketinggian muka air waduk yang mencapai 108,36 meter atau lebih diambang normal 107 meter sudah makin mendekati batas kemampuan waduk yang 110 meter. Kepada wartawan, Direktur Teknik Perum Jasa Tirta Jatiluhur Purwakarta Ahmad Ghozali, mengatakan, meski siaga satu bangunan tanggul waduk Jatiluhur masih tetap aman.(rif)



Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!


pengunjung