Selasa, 12 Januari 2010
Pembentukkan Pansus Jembatan Ambrol Diwacanakan Akibat Kelalaian Atau Bencana Alam?
PURWAKARTA, RAKA - Sejumlah unsur masyarakat di Kabupaten Purwakarta menilai ambrolnya pelaksanaan pembangunan Jembatan penghubung Desa Kadumekar, Kecamatan Babakancikao, dengan Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta merupakan bentuk kelalaian kolektif dari pihak pemerintah selain pelaksana. Mereka pun menolak bila kaitan ambrolnya jembatan tersebut disebabkan faktor bencana alam yang diluar perkiraan. "Dalam proses perencanaan seharusnya pihak pemerintah melalui pengawas dan konsultan atau tim survei dari Dinas Bina Marga dan Pengairan maupun pelaksana sudah bisa atau minimal memprediksikan terkait masalah ketinggian air dwilayah itu untuk kemudian diantisipasi. Jadi, arahan seperti yang disebut-sebut sekarang peristiwa terjadi akibat diluar perkiraan ada kesan cuma kiasan saja," kata Ketua KNPI Purwakarta Kholil Munawar kepada RAKA Senin (10/1) mengomentari permasalahan jembatan sepanjang 50 meter yang ambrol diterjang arus air Sungai Cikao, Jumat (25/12) lalu. Disamping itu, Kholil juga menambahkan, bila kaitan ambrolnya jembatan yang baru sekira menyelesaikan 65 persen pekerjaan tersebut tidak terlepas dari fungsi wakil rakyat yang belum total melakukan pengawasan dalam sektor pelaksanaan pembangunan. Kata Kholil, bila saja pengawasan dilakukan secara komprehensif sedari awal-pelaksanaan-dan tahap akhir maka kemungkinan besar hal semacam ini dapat diantisipasi jauh-jauh hari. "Hal ini yang kedepan perlu dilakukan para wakil rakyat dalam mengawasi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Purwakarta termasuk juga dalam memutuskan siapa saja pelaksana yang dianggap bersih dan tidak bermasalah. Jangan sampai mereka (kalangan DPRD,red) malah hanya turun tangan ketika sudah terjadi peristiwa yang tak diinginkan saja. Kalau sudah begini kan selain masyarakat yang dirugikan, proyek jembatan juga dipastikan mundur dari target penyelesaian," jelas ketua KNPI Kabupaten Purwakarta sembari menyebut selanjutnya dalam hal ini satu yang perlu dikawal, yakni adendum berita acaranya. Tokoh masyarakat Purwakarta H.Charlie Suherly menambahkan bila ambrolnya jembatan bukan lantaran peristiwa bencana alam. Ia sepakat sebab ambrolnya jembatan lantaran kurangnya persiapan perencanaan dari pihak penyelenggara baik pemerintah maupun pelaksana dalam merumuskan pembuatan rangka jembatan penghubung dua desa itu. "Seharusnya semua pihak dalam pengontrolan sudah dapat memprediksi kekuatan arus dan tekanan air baik saat pengontrolan langsung mupun melalui data teknis. Saya pun melihat hal ini adalah sebuah kelalaian,"sebut H.Charlie. Selanjutnya, diamini Kholil dan Charlie secara terpisah, bila terkait hal ini masih juga terdapat beda kesimpulan terkait peristiwa bencana atau memang permasalahan perencanaan pelaksanaan setidaknya dari sini kemudian dapat mengusik anggota DPRD Purwakarta untuk menggalang pembentukan panitia khusus (pansus) untuk menyimpulkan sebab gagalnya pelaksanaan pembangunan. "Kalau juga masih ada tarik ullur dalam pengambilan kesimpulan dari masalah jembatan ini bila perlu itu selanjutnya diselesaikan secara hukum agar semuanya bisa terbuka," ujar Charlie dan Kholil. Terpisah, Anggota Komisi III DPRD Hendra Gunawan menyebut bila wacana pansus untuk mengklarifikasi peristiwa ambrolnya jembatan sah saja dilakukan selama itu untuk kepentingan masyarakat dalam mengungkap berbagai permasalahan terkait ambrolnya rangka jembatan Cikao. (rif) |
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar