Minggu, 28 Februari 2010
Stok Darah AB Nihil UTD Wacanakan Kenaikan Harga Darah PURWAKARTA, RAKA - Sampai akhir bulan Februari ini, UTD (unit transfusi darah) Cabang Purwakarta kehabisan stok darah golongan AB. Meski demikian, UTD menyatakan komponen darah lainnya di Kabupaten Purwakarta akan mencukupi sampai akhir Maret mendatang. Humas UTD Cabang Purwakarta, Sudaryono, menyampaikan, stok darah untuk semua komponen golongan darah sampai akhir bulan ini mencapai 80 kantong darah terdiri dari golongan darah A sebanyak 5 kantong, B-50 kantong, O- 25 kantong dan AB-0. Persediaan labuh darah yang menipis itu dikarenakan pihak UTD belum lagi melakukan kegiatan tranfusi selain terpengaruh oleh tingginya kebutuhan darah pada bulan ini. "Stok labuh darah yang saat ini tersedia akan mencukupi sampai minggu pertama bulan Maret," kata Sudaryono kepada Radar Purwakarta (24/2) lusa kemarin. Meskidemikian, UTD menjamin ketersediaan stok darah bakal bertambah pada awal Maret mendatang lantaran UTD akan mendapat tambahan darah berbagai komponen dari donatur rutin ditiga perusahaan swasta dengan jumlah tambahan mencapai 150 s/d 200 kantong darah. Belum lagi tambahan darah dari donatur di lokasi UTD Cabang Purwakarta. "Dengan demikian stok darah disini mencukupi setidaknya sampai akhir Maret nanti," sebut Sudaryono. Ditambahkan dia, untuk harga per labuh darah masih disesuaikan dengan standar yang ditetapkan daerah menurut SK Bupati yang efektif per Januari 2009 yakni Rp185 ribu. Namun, menyusul kenaikan bahan dasar, seperti kantong darah dan suntik UTD Cabang Purwakarta saat ini sudah mewacanakan kenaikan harga per kantong darah sebesar Rp200 ribu selaras harga labuh darah di PURWASUKASI. "Baru diwacanakan kenaikannya, hal ini juga menyusul kebutuhan dasar yang melonjak hampir 45 persen seperti pada kantong darah dan pemeriksaan," katanya. Dibagian lain, Sudaryono menyampaikan UTD saat ini masih terkendala dengan sarana dan prasarana seperti belum tersedianya kendaraan unit dan kelayakan gedung UTD. "Dengan kendaraan unit padahal kita dapat menambah asupan stok darah di UTD, begitu juga halnya dengan merenovasi gedung UTD," ucapnya.(rif) |
Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!
Banyak Galian Di Tutup Industri Batako Kesulitan Bahan Baku PURWAKARTA, RAKA - Industri batako di Purwakarta kesulitan bahan baku pasir. Hal ini menyusul tempat galian pasir yang cenderung berkurang. Selain itu, pasar yang kurang berkembang dan cuaca yang tidak bersahabat membuat industri batako semakin terjepit. Isal seorang pengusaha batako lokal perseorangan menyatakan, kebutuhan dasar pembuat batako, yakni pasir sekarang makin sulit didapat. Kalaupun ada, harganya bisa hampir dua kali lipat. kalau kondisi terus seperti ini, Isal khawatir pengusaha batako dapat gulung tikar. Dia mengakui, ketidakstabilan bahan baku sekarang ini merupakan hal baru lantaran sebelum dipicu penutupan beberapa galian pasir oleh pemerintah, sebenarnya bahan baku pasir sangat mudah didapat. "Tapi tidak selama ini bahan baku batako sulit didapt, kita harus mendapatkannya sampai ke Cianjur," ungkapnya. Menurut dia, sejak Januari 2010, bahan baku pasir menurun hingga 35 persen. Semula, komposisinya bisa didapat sampai 3 atau 4 truk per sekali drop. Kini, bahan baku terus sulit didapat di wilayah Purwakarta. "Bisa saja komposisi produksi didapat seperti sebelum-sebelumnya, tapi tentunya itu kemudian berpengaruh pada ongkos produksi karena perlu diambil dari luar daerah," kata Isal. Merosotnya suplai bahan baku juga diikuti pada produksi batako. Sejumlah pengusaha mengungkapkan, produksi batako kini sudah mulai turun pada kisaran Rp 25 s/d 35 persen per hari. Jumlah itu, lebih rendah dibanding produksi semula (akhir 2009) yang mencapai 80 s/d 90 persen. "Produksi pun menjadi turun karena bahan baku didapat tidak semudah dulu," kata Uwong pengusaha lainnya. Kondisi ini, lanjut dia, diperparah oleh ketidakmampuan para pemilik industri batako untuk mengambangkan pasar. Selama ini para pengusaha kapur masih tergantung para eksporter di luar daerah Purwakarta. "Bila dibiarkan terlalu lama akan menggumpal. Apalagi bila pemilik tempat usaha batako masih juga belum mengembangkan usahanya," terangnya. Menghadapi kondisi ini, uwong mengaku dihadapkan pada situasi dilematis. Jika dirinya menghentikan produksi batako, bakal banyak tenaga kerja yang dirumahkan. "Mereka terus mau mengandalkan siapa bila kami berhenti produksi?" cetusnya dengan nada tanya. Untuk menekan kerugian yang lebih besar, pihaknya memperkecil kapasitas produksi.(rif) |
Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!
Hari Gizi Nasional Ribuan Balita Purwakarta Berpotensi Gizi Buruk Anggaran Pemkab Nol Persen
PURWAKARTA, RAKA - Kemiskinan dan pola asuh mengakibatkan anak-anak di Kabupaten Purwakarta menderita kasus gizi. Setidaknya, sepanjang 2008 hingga 2009 Dinas Kesehatan Purwakarta mencatat 1.380 kasus di wilayahnya. Dari data itu, pada 2009 sebanyak 5 balita dinyatakan meninggal dunia akibat gizi buruk. Informasi yang dihimpun Radar Purwakarta, dari Agustus 2008 hingga Agustus 2009 dihitung berdasarkan berat badan dibanding umur tercatat 1.380 kasus di wilayah Purwakarta, terdiri 818 penderita-2008 dan 523 penderita-2009. Bahkan, dari 70.936 balita, 5.426 diantaranya termasuk dalam kodisi gizi kurang dan berpotensi menderita gizi buruk. Menurut Kepala Seksi Gizi dan Kesehatan Dinas Kesehatan Purwakarta, Djaka Rahardja, menyebut rujukan hasil survei status gizi tahun 2008 dan 2009 per Agustus jumlah penderita kasus gizi di Purwakarta mencapai 8,61 persen atau kurang dari standar toleransi provinsi sebesar 16 persen (sekarang 15 persen, red). Jumlah itu kemudian berubah menjadi 7,81 persen setelah standar rumusan status gizi dirubah per Agustus 2009 dari berat badan dibanding usia (BBU) menjadi berat badan dibanding tinggi badan (BBTB). Menurut dia, dari 1.380 balita yang diidentifikasi mengalami masalah gizi (termasuk gizi buruk,red) tersebut keseluruhannya tidak dalam kondisi serupa, karena menyesuaikan dengan ada-tidaknya penyakit penyerta selain masalah asupan gizi. Kemudian setelah dilakukan klarifikasi sampai Agustus 2009 Dinkes mencatat 32 balita masuk kategori gizi buruk 5 diantaranya meninggal dunia dengan sakit jantung bawaan dan 5.496 balita dinyatakan dalam kondisi gizi kurang. "Kemiskinan menjadi salah satu faktor utama penyebab gizi buruk balita karena terindikasi memiliki akses yang minim untuk memenuhi kebutuhan gizi balita. Faktor lainnya, yakni kesalahan pola asuh dan minimnya pengetahuan soal pemenuhan gizi bagi balita," kata Kasi Gizi Dinkes Purwakarta. Sampai dengan Desember 2009, Dinkes mencatat sebanyak 14 temuan kasus gizi diantaranya penderita lama 8 anak dan 6 anak penderita baru berdasarkan BBTB. Sedangkan input untuk balita penderita kategori gizi buruk dan kurang masih diinventarisasi. Pemerhati gizi lokal, Wawan Kurniawan, mengatakan, tidak menutup kemungkinan jumlah ribuan balita di Purwakarta masih berpotensi gizi kurang dan gizi buruk dengan berbagai kategori. Hal itu dikemukakan lantaran diketahui nihilnya anggaran yang dialokasikan Pemkab pada tahun ini untuk sektor gizi. Dari hal tersebut, Wawan melihat jika petugas gizi dari tingkat kader-Posyandu- Puskesmas-Dinkes cenderung akan kesulitan menekan angka pertumbuhan kasus gizi kurang dan gizi buruk lantaran terimbas dari nihilnya anggaran. "Dari data BPS saja sekitar 50 ribuan warga Purwakarta masih dalam keadaan miskin, kalau tahun ini anggaran sektor gizi nihil lalu bagaimana petugas kesehatan menjalankan program untuk menekan pertumbuhan kasus gizi?," tanya Wawan seraya mengatakan hambatan yang bakal dijumpai itu seperti pada pelaksanaan kegiatan gizi seperti (PMT), tanggap gizi buruk, dan deteksi dini status gizi. Atas dasar itu, Wawan meminta, setidaknya dalam perubahan anggaran Pemkab Purwakarta dapat kembali mengalokasikan anggaran disektor gizi sehingga ancaman pertumbuhan kasus gizi kemudian dapat terminimalisir. Djaka Raharjda membenarkan bila tahun ini sektor gizi di Dinkes tak mendapatkan anggaran meski pengajuan sudah dilampirkan. Namun, mengatasi hal itu pihaknya tengah mengupayakan lobi ke provinsi untuk mendapatkan anggaran dari bantuan Gubernur (Bangub) sebesar Rp 42.800.000. Jumlah itu, kata Djaka, akan cukup untuk memenuhi kebutuhan PMT sebesar Rp 10 ribu per anak per hari selama 90 hari pada sekitar 5 ribuan anak. Artinya, kalau pun diterima dana ini hanya cukup untuk melangsungkan kegiatan PMT saja selama 3 bulan. "Mudah-mudahan saja ada alokasi anggaran pada perubahan nanti, sehingga program dapat dijalankan seutuhnya selama satu tahun,"sebutnya.(rif) |
Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!
Senin, 22 Februari 2010
foto ketua Demokrat
Toto Purwanto Sandy |
Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru
Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi!
APBD Purwakarta Belum Berpihak Ke Rakyat PURWAKARTA, RAKA - Belum tuntas dengan desas-desus APBD 2010 Purwakarta yang diduga bermasalah. Sejumlah kalangan kini mulai menyoroti bahwa penyempurnaan APBD Purwakarta 2010 yang terhitung tiga hari setelah ditetapkan, dinilai belum berpihak kepada masayarakat. Anggaran di APBD dianggap belum mampu membuat perubahan yang berarti, utamanya dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Purwakarta belum berpihak kepada rakyat, karena alokasi anggaran lebih banyak dipakai untuk belanja anggaran tidak langsung/biaya pemerintah,"kata Koordinator Umum protokol Gerakan Bersama Mahasiswa Purwakarta (PGMB) Asep Saepudin kepada Radar Purwakarta, kemarin. Hal itu, sebut Asep bisa terlihat dari proporsi belanja langsung dan tidak langsung APBD Purwakarta 2010. Dari Rp 979 miliar anggaran tahun ini, berdasarkan Peraturan Derah Nomor 25 Tahun 2009 tentang APBD Purwakarta 2010 sebesar Rp 332 miliar di antaranya digunakan untuk belanja langsung. Sementara mencapai 646 milyar lebih, diperuntukan untuk belanja tidak langsung atau belanja pegawai. Untuk itu, ulas dia seharusnya alokasi anggaran langsung lebih besar daripada alokasi belanja tidak langsung. "Dan dari hasil evaluasi Gubernur jawa Barat tertanggal 28 Oktober 2009 pun sebenarnya telah meminta bahwa alokasi anggaran langsung itu harus lebih besar dari pada belanja tidak langsung. Tapi, setelah disahkan kenyataannya malah belanja tidak langsung yang seakan malah lebih membengkak. Minimalnya bisa seimbang,"tegasnya. Hasil kajian bersama APBD Purwakarta TA 2010. Tambah Asep, pihaknya menduga ada kejanggalan penyempurnaan dalam APBD 2010 ini. Sebab pada prosesnya telah terjadi selisih anggaran sekitar 200 milyar setelah APBD TA 2010 ditetapkan. Penyerahan draf RAPBD ke Gubernur dengan Nomor surat 903/3652.A/DPKAD tanggal 24 November 2009 sebelumnya tercantum anggaran RAPBD sebesar 791 Milyar. Lalu, hasil evaluasi Gubernur Nomor 903/4820/keu yang diterima pada tanggal 28 Desember 2009 masih menggunakann nominal angka yang sama. Hanya saja, dengan selisih waktu tiga hari, RAPBD Purwakarta tiba-tiba mengalami perubahan anggaran sebesar Rp 979 Milyar yang kemudian ditetapkan menjadi APBD pada tanggal 31 Desember 2009. "Ada selisih yang memang cukup besar, sekitar 200 juta,"tandasnya. Sehingga pantas kiranya, jika dari perubahan anggaran yang secepat itu dan cukup besar ini ada anggapan jika APBD Purwakarta di duga bermasalah. Bahkan, proses penyusunan RAPBD telah diatur dalam UU 32 tahun 2004 pasal 184 tentang Pemerintah daerah. Bupati Purwakarta H. Dedi Mulyadi SH yang dimintai tanggapannya disela-sela kegiatan acara di gedung Wikara belum lama ini, mengatakan, adanya perubahan menonjol antara RAPBD dan APBD Purwakarta TA 2010 lebih di dasari adanya penyesuaian anggaran yang sebelumnya dinilai kurang proporsional. Sekaligus, kata Bupati hal ini dilakukan untuk melakukan efisiensi anggaran. "Makanya harus dilakukan perubahan-perubahan,"kata Bupati.(ton/nos) |
Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web
Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online
Demokrat Cemaskan Pengungkapan Sidang Mamin PURWAKARTA, RAKA - Pengungkapan dugaan kasus tindak pidana korupsi jamuan makan minum (mamin) sebesar 14,2 Milyar yang kini masih dalam proses persidangan di PN Purwakarta tampaknya menjadi kecemasan dari Partai Demokrat. Pasalnya, proses pengungkapan dugaan kasus ini dinilai belum sepenuhnya mewakili rasa keadilan masyarakat seutuhnya. Penilaian itu disampaikan ketua DPC Partai Demokrat kab Purwakarta Toto Purwanto kepada Radar Purwakarta Senin (22/2). "Ada kesan penungkapannya memang belum mewakili rasa keadilan,"kata Toto. Dalam proses persidangan pengungkapan dugaan kasus mamin. Toto mengungkapkan, proses sidang yang sebelumnya terus digelar, dinilainya belum sepenuhnya berjalan di rel hukum yang seyogyanya. Misalnya, kata dia adanya penyebutan sejumlah nama pejabat oleh terdakwa Entin kartini yang diduga atau disebut ikut terlibat dalam dugaan kasus tersebut. "Tapi apa, seakan penyebutan nama ini pun bukan apa-apa. Maka kami pun mendukung penuh upaya kuasa hukum yang sebelumnya meminta pengadilan menghadirkan nama yang telah disebut oleh terdakwa,"katanya. Dengan demikian, jelas Toto seharusnya pihak pengadilan ataupun jaksa penuntut umum (JPU) juga harus menindakalanjutinya. Ditambahkan Toto, dalam alat pembuktian dugaan kasus jamuan makan minum. Toto menilai pengadilan sendiri masih berkutat pada alat pembuktian secara tertulis. Padahal, seharusnya majelis juga tidak menekankan alat pembuktian itu sebatas bukti tertulis saja melainkan juga keterangan saksi pun perlu dipertimbangkan. Sehingga, dengan demikian keterangan saksi yang menyebut adanya dugaan keterlibatan pejabat lain, bisa juga ditelusuri. "Padahal kan keterangan saksi juga bisa dijadikan bukti tambahan ataupun petunjuk untuk pengungkapan kasus itu. Sehingga tak menutup kemungkinan jika itu dilakukan akan ada tersangka baru dalam kasus tersebut,"jelasnya. Untuk itu, pimpinan Partai Demokrat Kab Purwakarta ini pun mengungkapkan atas masalah itu akan tetap mengawal proses hukum dugaan jamuan makan minum hingga putusannya nanti. "Artinya dukungan partai demokrat terhadap kasus ini semata-mata memang demi keinginan masyarakat saat ini. Apalagi, kasus korupsi memang merupakan musuh bersama,"tandasnya. (ton) |
Sikap Peduli Lingkungan?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
Jumat, 19 Februari 2010
Trauma, 139 Jiwa Memilih Mengungsi PURWAKARTA, RAKA - Trauma datangnya bencana banjir dan longsor susulan. Sedikitnya 139 warga di dua RT Kampung Parakanceuri, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, memilih mengungsi di tempat yang aman dan sekolah-sekolah di kawasan itu. Pilihan warga ini dilakukan, bila di kawasan itu kembali diguyur hujan. "Baru semalam mengungsi. Sebab kemarin hujan sudah kembali turun. Daripada terjadi apa-apa lebih baik cari amannya saja,"ujar Jaenudin (37), salah seorang warga, kepada Radar Purwakarta, kemarin. Hal yang sama dilakukan IiS (35), warga lainnya. Meski rumahnya tidak menjadi korban longsor, tapi kejadian longsor di desanya ini menjadikannya ia trauma. Hanya saja, ia dan warga lainnya mengaku akan tetap bertahan. "Ya, kalau tidak turun hujan saya akan tetap tinggal di rumah. Namun kalau hujan, terpaksa saya mengungsi,"imbuhnya. Himbauan Pemerintah setempat melakukan pengungsian kepada warga telah dilakukan mulai Senin (15/2) lalu. Himbauan itu untuk mengantipasipasi adanya korban jiwa jika suatu saat bencana longsor terjadi di wilayah itu. Rupanya, himbauan ini cukup efektif, sehingga saat bencana longsor menerjang kp Parakanceuri, Desa Pusakamulya, Kec Kiarapedes Jumat (12/2) lalu tidak sampai menyebabkan korban jiwa. "Warga memang sudah dihimbau mengungsi sebelumnya. Sebab intensitas hujan yang terus turun pada pekan kemarin, cukup rawan terjadinya bencana longsor,"tambah jaenudin. Data yang dihimpun Radar Purwakarta menyebutkan, bencana longsor yang terjadi di Desa Pusakamulya setidaknya 17,5 hektar lahan pesawahan siap panen terendam banjir dan tanah longsoran. Bahkan satu rumah milik pasangan suami isteri Nuryat Hidayat dan Cucu, tergerus luapaan air Sungai Cilamaya yang datang secara tiba-tiba. Selain itu, longsor pun terjadi di antara ruas jalan yang menghubungkan Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiarapedes dengan Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, namun longsoran itu tidak sampai memutuskan jalan antara kedua desa tersebut. Dihubungi terpisah Kepala Desa Pusakamulya Sudirman, mengaku cukup respon dengan pilihan warga yang melakukan pengungsian jika hujan kembali turun. Terlepas dari trauma yang dialami, kata Sudirman pihaknya juga telah mengajurkan warganya ini untuk melakukan pengungsian khususnya yang berada di daerah rawan longsor. Menurut data yang diterimanya, sedikitnya ada sekitar 139 jiwa yang melakukan pengungsian terutama sebagian warga yang berada di RT 15 dan 17. Mereka menempati ruang sekolah SDN Pusakamulya III serta menginap dirumah sanak saudara yang dianggap aman. "Kami telah menghimbau warga sebelumnya. Dan semalam (lusa,red) dari data yang diterima sebanyak 139 warga mengungsi di SDN III Pusakamulya, sementara 30 persen lainnya menginap disanak saudara,"tukasnya. (ton) |
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!
Hari ini, Tim Geologi Bandung Tinjau Longsor PURWAKARTA, RAKA - Tim Geologi Bandung bersama Tim dari Kabupaten Purwakarta akan melakukan penijauan langsung kondisi riil lokasi Bencana longsor yang terjadi di Kampung Parakanceuri, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes Sabtu (20/2) hari ini. Rencananya, peninjauan itu dilakukan untuk meneliti kondisi tanah di wilayah tersebut. Hal itu diungkapkan Kepala Desa Pusakamulya Kecamatan Kiarapedes, Sudirman yang dihubungi Radar Purwakarta Jumat (19/2),kemarin. "Rencananya memang seperti itu. Dan menurut informasi, kedatangannya Jumat (19/2) sore ini (kemarin,red). Nantinya mereka akan bermalam disini, dan peninjauannya akan dilakukan Sabtu (20/2) (hari ini,red) sekitar pukul 06.00 WIB,"katanya. Diungkapkannya, tim Geologi Bandung ini akan melakukan penelitian terhadap kondisi tanah longsor yang terjadi pada Jumat (12/2) malam akhir pekan kemarin di wilayahnya. Dalam peninjauannya, di dampingi tim Kabupaten Purwakarta serta sejumlah instansi lainnya. "Berapa jumlah personil yang akn diterjunkan, saya belum mendapat informasi. Tapi, tim Kab Purwakarta juga berencana akan ikut mendampinginya,"jelasnya. Bencana tanah longsor di Kampung Parakanceuri, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes sebagian orang menilai kejadian amuk alam ini merupakan kejadian yang cukup besar dan luar biasa diantara sejumlah bencana yang terjadi diwilayah lain. Pergerakan tanah di wilayah ini diprediksi bisa terus terjadi. Bahkan warga ada yang sudah mulai khawatir sehingga terpaksa mengungsi ketempat yang lebih aman. "Bencana longsor disini, mirip dengan kejadian bencana longsor di Situ Gintung beberapa waktu lalu. Namun alhamdulilahnya, disini tidak sampai menyebabkan korban jiwa,"kata salah seorang Tim Tagana kab Purwakarta Iwan Syam, saat dilokasi. Iwan mengatakan, longsoran tersebut diprediksi bisa lebih parah lagi ketika hujan deras kembali datang. Pasalnya, status siaga bencana juga masih tetap diberlakukan. "Apalagi, diatas bukit masih ada tanah longsoran yang tertahan. Namun jika hujan deras kembali datang, tak dipungkiri longsoran akan kembali terjadi,"kata dia. Kendati demikian, akibat bencana alam ini sejumlah bantuan kini sudah mulai berdatangan. Iwan mengatakan, sejumlah instansi di lingkungan Pemkab Purwakarta dan propinsi Jawa barat telah memberikan bantuan berupa beras, supermi dan ikan kaleng. "Rata-rata hanya sembako,"jelasnya. (ton) Trauma, 139 Jiwa Memilih Mengungsi PURWAKARTA, RAKA - Trauma datangnya bencana banjir dan longsor susulan. Sedikitnya 139 warga di dua RT Kampung Parakanceuri, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, memilih mengungsi di tempat yang aman dan sekolah-sekolah di kawasan itu. Pilihan warga ini dilakukan, bila di kawasan itu kembali diguyur hujan. "Baru semalam mengungsi. Sebab kemarin hujan sudah kembali turun. Daripada terjadi apa-apa lebih baik cari amannya saja,"ujar Jaenudin (37), salah seorang warga, kepada Radar Purwakarta, kemarin. Hal yang sama dilakukan IiS (35), warga lainnya. Meski rumahnya tidak menjadi korban longsor, tapi kejadian longsor di desanya ini menjadikannya ia trauma. Hanya saja, ia dan warga lainnya mengaku akan tetap bertahan. "Ya, kalau tidak turun hujan saya akan tetap tinggal di rumah. Namun kalau hujan, terpaksa saya mengungsi,"imbuhnya. Himbauan Pemerintah setempat melakukan pengungsian kepada warga telah dilakukan mulai Senin (15/2) lalu. Himbauan itu untuk mengantipasipasi adanya korban jiwa jika suatu saat bencana longsor terjadi di wilayah itu. Rupanya, himbauan ini cukup efektif, sehingga saat bencana longsor menerjang kp Parakanceuri, Desa Pusakamulya, Kec Kiarapedes Jumat (12/2) lalu tidak sampai menyebabkan korban jiwa. "Warga memang sudah dihimbau mengungsi sebelumnya. Sebab intensitas hujan yang terus turun pada pekan kemarin, cukup rawan terjadinya bencana longsor,"tambah jaenudin. Data yang dihimpun Radar Purwakarta menyebutkan, bencana longsor yang terjadi di Desa Pusakamulya setidaknya 17,5 hektar lahan pesawahan siap panen terendam banjir dan tanah longsoran. Bahkan satu rumah milik pasangan suami isteri Nuryat Hidayat dan Cucu, tergerus luapaan air Sungai Cilamaya yang datang secara tiba-tiba. Selain itu, longsor pun terjadi di antara ruas jalan yang menghubungkan Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiarapedes dengan Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, namun longsoran itu tidak sampai memutuskan jalan antara kedua desa tersebut. Dihubungi terpisah Kepala Desa Pusakamulya Sudirman, mengaku cukup respon dengan pilihan warga yang melakukan pengungsian jika hujan kembali turun. Terlepas dari trauma yang dialami, kata Sudirman pihaknya juga telah mengajurkan warganya ini untuk melakukan pengungsian khususnya yang berada di daerah rawan longsor. Menurut data yang diterimanya, sedikitnya ada sekitar 139 jiwa yang melakukan pengungsian terutama sebagian warga yang berada di RT 15 dan 17. Mereka menempati ruang sekolah SDN Pusakamulya III serta menginap dirumah sanak saudara yang dianggap aman. "Kami telah menghimbau warga sebelumnya. Dan semalam (lusa,red) dari data yang diterima sebanyak 139 warga memang mengungsi di SDN III Pusakamulya, sementara 30 persen lainnya menginap disanak saudara,"tukasnya. (ton) |
Berselancar lebih cepat.
Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di sini! (Gratis)
Kamis, 18 Februari 2010
Perkara Mamin Saksi Ahli Sebut Kasalahan Adm Tanggungjawab Renteng
Cap. Saksi ahli: Dalam agenda mendengarkan keterangan saksi ahli, dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi jamuan makan minum (mamin), Soejatna Soenoe Soebrata (saksi ahli) memberikan keterangan dihadapan majelis hakim di Pengadilan Negeri Purwakarta, Kamis (18/2). PURWAKARTA, RAKA - Keterangan saksi ahli auditor BPKP Provinsi Jawa Barat, Soejatna Soenoe Soebrata, di Pengadilan Negeri Purwakarta, Kamis (18/2) dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi jamuan makan minum (mamin) di Pemkab Purwakarta sebesar Rp 11,86 milyar menyoroti kesalahan administrasi yang tak terkendali lantaran tidak adanya teguran secara rutin oleh atasan PK. Dalam keterangannya, saksi ahli mengatakan kesalahan tersebut harus ditanggung renteng oleh pihak terkait yang juga ikut menentukan kebijakan. "Secara normatif teguran kepada PK oleh atasan harusnya dilakukan secara rutin, sehingga PK diingatkan agar lebih menertibkan lagi dalam penyusunan administrasi keuangan untuk dapat mengendalikan penggunaan anggaran. Bila hal itu tidak berlaku demikian, artinya ada kesalahan administrasi yang dilakukan secara bersama," kata Soejatna Soenoe Soebrata saksi ahli auditor BPKP Provinsi Jawa Barat dalam kesaksiannya, kemarin. Saksi ahli dalam kaitan ini juga menyayangkan sikap atasan PK yang cuma melakukan teguran terhadap PK sekali dalam setahun. Seharusnya, kata dia, minimal teguran tersebut dilakukan sebulan satu kali dengan tujuan mengendalikan penggunaan-penggunaan anggaran agar dipertanggungjawabkan sesuai peruntukkannya. "Dalam birokrasi keuangan setiap pengeluaran anggaran daerah harus disesuaikan dengan peruntukkan. Bilamana ada pengeluaran uang yang tidak sesuai peruntukkannya jelas itu sebuah penyimpangan. Dalam kasus ini, saya tidak tahu, apakah terdakwa mengantongi data atau bukti bahwa dia bertugas sudah benar? Ya, seperti buku pintar itu. Karena, itu bisa jadi pedoman bilamana dikemudian hari dimintai pertanggungjawaban," jelasnya. Dalam kesaksiaannya dihadapan majelis hakim yang diketuai Saptono SH beranggotakan Adeng Abdul Kohar, SH dan Narendra, SH, Soejatna menjelaskan, dalam birokrasi keuangan setiap pengeluaran uang yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten (PK) harus dibuatkan laporan pertanggungjawaban keuangan. Pemegang Kas (PK) harus berani menolak, bilamana atasan memerintahkan mengeluarkan uang yang tidak sesuai dengan peruntukkan. "Bila menolak tidak bisa karena harus patuh ke atasan atau takut diberhentikan, PK semestinya membuat nota untuk mengingatkan atasannya itu bahwa permintaannya tersebut tidak bisa dikabulkan karena menyalahi aturan keuangan. Kalau kedua opsi tersebut juga tidak bisa, PK harus berinisiatif membuat pengeluaran itu dalam 'buku pintar', lebih bagus disertai saksi," ulas Soejatna. Hal tersebut, menurut dia, sebagai pegangan bilamana dikemudian hari ada pihak pihak yang meminta pertanggungjawaban. "Dengan demikian PK akan terhindar dari pertanggungjawaban. Kesalahan administrasi itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab atasannya," terangnya lagi. Sidang yang berlangsung selama tiga jam. Pada bagian akhir, saksi ahli memberi nasihat bagi seluruh PK di Pemerintah Kabupaten di negeri ini agar lebih berhati hati dalam mengelola keuangan, tentunya setiap pengeluaran uang APBD harus sesuai peruntukkan dan di SPJ-kan. " Sekalipun atas memerintahkan mengeluarkan uang APBD tetapi keperluannya tidak jelas, harus berani di tolak," seru Soejatna. Setelah tidak ada lagi yang bertanya, majelis hakim mengakhiri sidang dan menjadwalkan sidang lanjutan dengan agenda pembelaan terdakwa pada tanggal 4 Maret 2010 mendatang. (rif) |
Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)
Karyawan lapor LSM, DPRD Perketat Monitoring Perusahaan
PURWAKARTA, RAKA - Mendapati laporan masyarakat terkait sikap satu perusahaan swasta di Purwakarta yang diduga berlaku sewenang-wenang terhadap karyawan membuat kalangan DPRD Purwakarta panas telinga. Kalangan legislasi ini pun langsung menyampaikan akan memperketat monitoring perusahaan. "Makanya dengan hal tersebut monitoring terhadap perusahaan akan kita perkekat," kata Ketua Komisi IV DPRD Purwakarta Neng Supartini kepada Radar Purwakarta Kamis (18/2) kemarin. Neng supartini juga memprihatinkan sikap perusahaan yang masih nekad memperlakukan karyawan tidak sebagaimana mestinya atau tidak sejalur dengan aturan UU Ketenagakerjaan dan UU Perburuhan. Seharusnya, lanjut dia, pihak perusahaan wajib tidak mengorbankan apalagi tidak memanusiakan karyawan. "Jangan sampai perusahaan malah mengorbankan karyawannya apalagi tidak memanusiakan,"ulas anggota Fraksi PKB ini. Selain itu, Neng Supartini meminta fungsi monitoring Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta terhadap perusahaan di Purwakarta tidak dilangsungkan secara asal-asalan. "Kalau memang laporan itu dibenarkan, artinya harus ada teguran dari Disnaker. Dan kemudian fungsi monitoring pun harus dilakukan secara seobjektif," tegasnya sambil menyebut akan menindaklanjuti laporan tersebut ke pihak perusahaan. Awal laporan yang menyebut adanya dugaan perusahaan berlaku tak sesuai aturan itu dikemukakan LSM Amarta Purwakarta yang mendapati lima orang karyawan kontrak bagian produksi bahan bordil PT. Bgmn bergerak dibidang Garmen di Jl Sadang-Cikampek disekitar Polsek Bungursari, antaralain Rk, En, Hst, Kml, dan Yn mengadu setelah diberhentikan tanpa pemberitahuan resmi pada Rabu (16/2). Laporan dibeberkan lantaran mereka (karyawan kontrak, red) diberhentikan meski masih dalam status terikat kontrak dengan sisa waktu kontrak bervariasi antara 6 sampai 3 bulan. Belakangan diketahui laporan karyawan mengembang pada sikap perusahaan yang juga diduga sudah memberikan upah dibawah UMK selain tak memberikan ijin cuti kerja pada karyawan yang tengah dalam kondisi hamil (cuti hamil). "Dalam laporannya karyawan membeberkan bila perusahaan diduga sudah memperlakukan mereka tidak sesuai aturan yang diterapkan, seperti misalnya pembayaran upah yang cuma Rp 600 ribu per bulan, pemberhentian kerja tanpa pemberitahuan resmi, dan tidak memberlakukan ijin cuti hamil pada perusahaan, belum lagi mengenai status kontraknya," kata Dewan Pembina LSM Amarta Purwakarta Tarman Sonjaya kepada Radar Purwakarta, kemarin. Tarman menjelaskan, dalam laporan sejumlah karyawan itu disebut pemberhentian diberlakukan lantaran perusahaan tengah dalam kondisi pailit. Meskidemikian, lanjutnya, keadaan perusahaan tersebut, dari data kros cek LSM Amarta ke Disnaker Tran Sos Purwakarta diketahui pihak perusahaan tidak melaporkan mengenai hal itu. "Kalaupun memang perusahaan mengalami pailit dsb, semestinya harus ada koordinasi dengan pihak Disnaker. Tidak asal, sebab ada UU yang melampirkan mengenai aturan ketenagakerjaan, tapi ini malah terkesan menggunakan manajemen toko yang bisa memberhentikan karyawan semaunya," kata Tarman Sonjaya. Tarman menambahkan, atas hal itu, perlu dilakukan tindakan dari pihak terkait dalam hal ini Disnaker tran Sos dan DPRD Purwakarta untuk memperjuangkan nasib karyawan dan meminimalisir tindakan perusahaan yang cuma menjadikan karyawan sebagai sasaran objek peraup keuntungan.(rif) |
Berselancar lebih cepat.
Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di sini! (Gratis)
Musim Penghujan Volume Sampah Normal
PURWAKARTA, RAKA - Jumlah volume buangan sampah baik dari rumah tangga, pasar, dan lainnya di Kabupaten Purwakarta pada musim penghujan sekarang ini masih dalam kondisi normal atau masih diangka 250 kubik per hari. "Musim penghujan sekarang volume sampah tidak mengalami kenaikan. Masih seperti sebelumnya yang mencapai 250 kubik per hari," kata Kepala Seksi Angkutan Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Agoes Sulis kepada Radar Purwakarta, Rabu (17/2) lusa kemarin. Selain itu, ditambahkan Agoes, rata-rata produksi sampah itu pun saat ini sebagian besar tidak mengalami perubahan atau masih dihasilkan dari sampah rumah tangga seperti, plastik, kertas, kardus, dan lainnya. Selebihnya merupakan produksi sampah yang berasal dari perkantoran serta industri. "Armada pengangkut sampah dan petugas pun jumlahnya tidak kami kurangi. Bahkan untuk mengangkut sampah tersebut DKP menurunkan sebanyak 15 mobil yang disebar kesejumlah wilayah termasuk di kecamatan termasuk menyediakan amrol disejumlah tempat untuk mempermudah pengakutan sampah," terangnya. 250 kubik sampah itu, sambung dia, langsung diangkut ke Tempat Pembuangan Sampah Cikolotok. Saat ini, jumlah petugas sampah disiapkan sebanyak 73 orang. Jumlah itu terdiri dari 60 orang petugas kebersihan, 7 orang petugas kebersihan gorong-gorong dan 6 orang lainnya ditempatkan di TPA Cikolotok. Meraka bekerja mulai pagi hingga sore hari. "Jam kerja tetap diberlakukan dalam musim ini juga,"katanya. Khusus musim penghujan, DKP menerjunkan petugas kebersihan untuk bertugas di kawasan drainase-drainase kota Purwakarta. "Kita sudah perintahkan petugas kebersihan untuk memantau dan melaksanakan tugas di sejumlah drainase-drainase," sebutnya. (rif) |
Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
Rabu, 17 Februari 2010
Entin Buat Hakim Terperangah
PURWAKARTA, RAKA - Kesaksian Entin Kartini terdakwa dalam sidang lanjutan dugaan korupsi jamuan makan minum sebesar 12,44 Milyar membuat hakim terperangah. lantaran terdakwa kembali menyebut-nyebut sejumlah nama pejabat yang diduga menerima aliran dana itu meski tak didukung bukti. Hal itu terungkap diakhir sidang lanjutan dugaan kasus tersebut di PN Purwakarta Kamis (28/1) kemarin.
"Pengakuan saudara tentang aliran dana ke si A sampai Z, mungkin menjadi pertimbangan kami. Tapi kan sidang ini harus berlangsung secara objektif serta sesuai aturan yang berlaku. Maka perlu bukti-bukti otentik untuk menguatkan setiap keterangan itu,"Kata salah seorang hakim Anggota Adeng Kohar.
Adanya pernyataan hakim, membuat Entin sempat terkejut. Dalam sidang itu Entin pun mengungkapkan kekeselannya terhadap Wakil Bupati (Wabup) Purwakarta, saat itu masih dijabat Dedi Mulyadi. Lagi-lagi dalam kesaksiannya kemarin, ia pun kembali menyebut nama Dedi Mulyadi, dan ia juga mengakui sempat menghubungi Wakil bupati Dedi untuk meminta agar menolongnya ketika dirinya pertama ditahan di Banceuy Bandung pada 2008 lalu saat perkara korupsi Gedung Islamic Center (GIC) dan Dana Bencana Alam (DBA).
"Pak Dedi saat itu mengatakan, keun wae soal hutang teteh mah ku abdi diberesan. Sareng barudak oge ku abdi bade diperhatikeun (Biar saja hutang Entin sama saya diseleseaikan. Dan anak-anak juga akan saya perhatikan). Tapi kenyataannya mana? Semua janjinya itu tidak ditepati,"kata Entin.
Padahal, lanjut dia, tersandungnya dalam persoalan hukum lantaran ada beberapa penggunaan anggaran oleh Dedi tanpa membuat bukti penerimaan. Begitu pula pinjaman dana sebesar Rp1,75 miliar pada 2005 sampai saat ini belum ada pertanggungjawaban jelas.
Selain pengakuan itu, mantan Pemegang Kas (PK) Setda Purwakarta ini pun membeberkan aliran dana Rp2,8 miliar kepada Komarudin, selaku pengacaranya saat itu. Uang itu diberikan tanpa seijin pimpinan tersebut diakuinya untuk mengurus proses hukum di kajaksaan. Dalam kesempatan itu terdakwa tidak bisa menyebutkan apakah pemberian itu sebagai fee lawyer atau sebatas urusan bisnis pribadi, sebagaimana ditanyakan hakim.
Sementara itu, penasehat hukum terdakwa, Surya Wedia Ranasti mengaku saksi ad charge (meringankan) saat ini berada dalam tekanan. Perlu pendekatan lagi karena sudah mengalami intimidasi yang membuat saksi ngedrop. (ton)
Honor Guru Di Jambret Di Siang Bolong
PURWAKARTA, RAKA – Penjambretan disiang bolong terjadi di jalan Raya Bungursari Kecamatan Bungursari Purwakarta. Penjambret berhasil membawa kabur uang untuk honor guru sekolah dasar (SD) Kamurang I di Kecamatan tersebut sejumlah 2 Juta rupiah. Aksi tersebut terjadi Rabu (10/2) sekira pukul 13.30 WIB.
Korban, Elsa Yuliana (24), staf pengajar SD Kamurang I Bungursari, kepada Radar Purwakarta usai melapor di lingkungan Polsek Bungursari mengatakan awal kejadian berlangsung ketika ia tengah bermaksud pergi mengantarkan ibunya pulang setelah bertandang ke rumah kerabat dari arah Cibungur menuju Cikampek dengan mengendarai sepeda motor jenis Vario No Pol T 6988 FW.
Namun, saat tengah dalam perjalanan dengan kecepatan sedang (sekitar 40 km/jam) tepatnya ketika baru memasuki jalanan kawasan warung haji di Bungursari atau sekira 1, 5 km dari lokasi gerbang tol Cikopo tiba-tiba korban dipepet oleh pelaku yang berjumlah satu orang dengan menggunakan kendaraan roda dua jenis bebek dan langsung menjambret tas yang berisi uang honor guru dan surat-surat penting lainnya yang ditaruh di dasboard kendaraan.
"Waktu itu saya dijambret ketika kendaraan sedang berjalan, dan sempat terjadi rebut-rebutan dengan pelaku karena saya mempertahankan tas milik saya yang dijambret pelaku. Sayang, pelaku berhasil mengambil tas saya setelah menendang kendaraan saya yang mengakibatkan saya langsung oleng dan nyaris terjerembab," kata Elsa Yuliana.
Dari pengakuan Elsa, pelaku yang saat itu sudah berhasil menjambret tas miliknya tersebut langsung kabur melaju dengan kecepatan tinggi ke arah kawasan BIC. Elsa mengaku tidak sempat mengejar pelaku, namun ia sempat berteriak meminta tolong pada warga setempat namun sayang tak satu pun warga yang menolongnya. "Saya mau kejar tapi pelaku sudah keburu jauh. Anehnya ketika saya berteriak meinta tolong tidak satupun warga yang memberikan bantuan meski melihat kejadian itu," keluhnya.
Dari keterangannya, ciri-ciri pelaku terlihat mengenakan jaket berwarna krem dengan menggunakan kendaraan sejenis honda supra lengkap mengenakan penutup kepala (helm). Akibat kejadian itu, Elsa harus rela kehilangan uang jutaan rupiah yang semula diperuntukkan untuk honor guru tersebut selain surat sura tberharga lainnya. Saya tidak bisa melihat jelas wajah pelaku, tapi saya bisa tahu kalau pelaku adalah seorang pria. Peaku langsung kabur ke arah kawasan BIC," sebut Elsa.
Deden Suparman (46) saksi mata sekaligus teman korban membenarkan kejadian itu. Ia yang ketika mengaku ada sekira 50 meter di belakang Elsa melihat pelaku menjambret dengan kasar tas milik temannya itu. "Pelaku memepet kendaraan Elsa dan langsung menjambret tas yang ditaruh disela-sela dasboard kendaraan. Setelah itu pelaku langsung kabur ke arah BIC," katanya.
Sampai berita ini dibuat, Elsa dan kerabat masih berada dilingkungan Polsek Bungursari untuk dimintai keterangan petugas. (rif)
Honor Aparatur Desa Purwakarta Capai Rp 23 Miliar
PURWAKARTA, RAKA - Guna mengefektifkan dan memperkuat kinerja aparatur desa, Pemkab Purwakarta tahun ini merencanakan bakal menaikan tunjangan honor dan operasional para aparat pemerintah desa. Besaran anggaran yang akan dialokasikan tersebut rencananya digulirkan sebesar Rp 23 miliar.
"Kalau dihitung secara keseluruhan di 183 desa, maka total anggarannya berjumlah sebanyak Rp 23 miliar atau naik sekira Rp 2 miliar dari tahun sebelumnya. Kalau tidak ada perubahan dan dikeluarkan perbupnya insyaallah hal ini bisa direalisasikan," kata Kabag Pemerintahan Desa Nana Mulyana kepada Radar Purwakarta Rabu (10/2) kemarin.
Honor yang akan diberikan itu terdiri untuk bantuan sosial sebesar Rp 6 juta pertahun, untuk operasional pemerintahan desa dan Bamusdes terdiri biaya mamin Rp 1, 5 juta, operasional kegiatan pemdes Rp 5.750.000 per tahun, tambahan penghasilan bendahara desa Rp 100 rubu per bulan, untuk pemberdayaan masyarakat terdiri penunjang biaya Kamtibmas Rp 200 ribu per bulan, sarana kantor desa Rp 10 juta per tahun, penunjang kegiatan LPM Rp 1, 5 juta per tahun. Dan untuk sarana dan prasarana keagamaan Rp 5 juta per tahun, serta untuk peringaan hari besar nasioanal (PHBN) dan peringatan hari besar islam (PHBI) sebesar Rp 3,2 juta per tahun. Kenaikan tunjangan juga termasuk untuk honor RT/RW dan tunjangan honor kepala desa.
"Rencana ini merupakan kebijakan pemerintah daerah Purwakarta yang sudah direncakan sejak tahun 2009 lalu dalam rangka otonomisasi dan pengefektifan peran pemerintahan desa ditengah-tengah masyarakat," kata Nana Mulayana.
Mekanisme pemberian tunjangan akan diberikan melalui rekening masing-masing desa melalui badan kepegawaian daerah (BKD). Selanjutnya, tambah Nana, bila rencana tersebut bisa terealisasi pada tahun ini, diharapkan pemerintahan desa untuk memperhatikan masalah pertanggungjawabanya kelak. " Bila hal ini berjalan, kami harap nantinya semua bisa dipertanggungjawabkan oleh pemerintahan desa,"jelasnya.
Wakil Bupati Purwakarta Dudung B Supardi menyampaikan sebagai aparatur pemerintah yang terdepan kemudian diharapkan para aparatur desa bisa meningkatkan perannya dalam melayani masyarakat selain meminta agar setiap unsur pemerintahan desa bisa bekerja secara optimal dan sesuai aturan. "Tentunya kinerja para aparatur desa harus dilakukan sesuai aturan yang ada. Dan kami berharap setelah digulirkannya bantuan ini kinerja aparatur desa bisa meningkat," terang Wabup Dudung B Supardi.
Menangapi hal itu, satu kepala desa di Kecamatan Pondoksalam, yakni Desa Gurudug menanggapi positif rencana pemerintah daerah tersebut. Disampaikan, dengan rencana itu dipercaya bakal mampu mendongkrak kesejahteraan para aparatur pemerintah desa selain mendongkrak kinerja aparat dalam melayani masyarakat. "Kami yakin apa yang disampaikan wabup terkait rencana ini bakal bisa membantu mengoptimalkan kinerja kami dalam melayani masyarakat. Dan kami sebagai aparatur desa akan lebih profsional lagi dalam menjalankan tugas kami," sebut Kades Gurudug Dedi Supriatna.(rif)
Banjir Bandang Terjang 12000 m2 Sawah dan Kebun Warga Cikao Bandung
|
Apakah demonstrasi & turun ke jalan itu hal yang wajar?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
Bupati Tinjau Lokasi Banjir
PURWAKARTA, RAKA - Bupati Purwakarta kunjungi lokasi banjir di Kp. Hegarmanah, Desa Hegarmanah, Kecamatan Babakan Cikao, Selasa (16/2) kemarin. Dalam kesempatan itu, bupati memberikan bantuan paket Sembako untuk korban banjir. Dalam kesempatan itu, bupati berdialog dengan warga yang menjadi korban banjir selain menyampaikan maaf kepada warga Hegarmanah karena belum bisa mengatasi banjir di wilayah tersebut. Meskidemikian, Bupati akan terus berusaha dan berkordinasi dengan Pemerintah Propinsi Jawa Barat mengenai penanganan banjir ini, sebab Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Cikao yang menjadi faktor banjir merupakan kewenangan Propinsi Jawa Barat. " Karena permasalahan banjir ini disebabkan meluapnya Sungai Cikao, dan kewenangan pengelolaan sungai tersebut berada di Pemerintah Propinsi Jawa Barat, karenanya Pemkab Purwakarta akan berkoordinasi dengan Pemprop Jabar untuk penanganan banjir tersebut" ungkap Bupati. (rif) |
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
Banjir Bandang Terjang 12000 m2 Sawah dan Kebun Warga Cikao Bandung
Caption: Seorang warga tampak membenahi sisa terjangan banjir bandang di sawah miliknya.(rif) PURWAKARTA, RAKA - Sedikitnya 12000 m2 lahan sawah dan kebun di sekitar bantaran Sungai Cikao/Cigede Kampung Cilalawa Desa Cikao Bandung Kecamatan Jatiluhur terendam banjir bandang. Akibat peristiwa itu dilaporkan sedikitnya 4000 m2 terdiri lahan sawah semai dan kebun warga setempat rusak diterjang banjir. Ketua RT 14/06 Kampung Cilalawa Desa Cikao Bandung, Usmin, menuturkan derasnya hujan yang berlangsung sejak petang lusa membuat intensitas air dari hulu naik. Imbasnya, air sungai meluap dan merendam hampir sebagian lahan sawah dan kebun milik warga. Usmin mengatakan peristiwa itu berlangsung sejak Selasa (16/2) pukul 18.00 WIB s/d Rabu (17/2) pukul 03.00 WIB dini hari, kemarin. Puncak bandang, lanjut dia, terjadi sekitar pukul 10.00 WIB s/d 02.30 WIB. "Pada saat puncak bandang kondisi lahan sawah dan kebun warga sudah menjadi lautan air. Baru pada sekitar pukul 02.00 WIB air perlahan kembali surut," ujarnya. Lahan sawah yang terendam dan rusak, kata Usmin, sebagian besar merupakan sawah baru semai sedangkan kebun milik warga terdiri sejumlah tanaman palawija dan buah-buahan. Dari peristiwa itu kerugian sementara ditaksir mencapai jutaan rupiah. "Yang paling kena dampaknya ialah para pemilik kebun, kalau sawah masih sebagian besar dapat lanjut tanam," ucapnya. Satu pemilik lahan sawah dan kebun yang terkena dampak banjir bandang mengatakan sebagian tanaman padinya yang baru sekitar berusia lima minggu rusak dan runtuh lantaran tergerus air. Sementara untuk lahan kebun hampir semua tanaman terbawa arus air bandang dengan rata-rata kerusakan mencapai 80 persen. "Ini banjir terbesar dalam sepuluh tahun terakhir, sebelumnya tidak separah sekarang sampai naik keareal pesawahan,"kata Neneng (35) ditempat kejadian. Sampai pagi kemarin, sekitar pukul 8.00 WIB kondisi air berangsur normal. Warga juga tampak membenahi lahan sawah dan kebun mereka yang rusak diterjang banjir. Sementara dilokasi tampak dua orang petugas Tanggap Bencana Alam (TAGANA) disiagakan.(rif) |
Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web
Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online
Senin, 08 Februari 2010
Momentum Hari Pers Nasional Citera Wartawan Buruk Gara-Gara Oknum
FOTO: Ketua PWI Purwakarta Endang Yusuf JURNALIS adalah penyaksi yang bermata basah pada kejadian yang gemuruh di wajah kemanusiaan kita hari ini. Jurnalis adalah penyaksi yang mengawetkan kesaksian dalam catatan-catatan berita yang memberi makna bagi kejadian. Ia merunut serpih kenyataan, kemudian menautkannya dengan sebait visi untuk melihat zaman yang lebih baik. Riva Arifin, Purwakarta HARI ini adalah sebuah berita, besok akan menjadi kepingan sejarah, dan kelak akan menjadi monumen yang dikenang umat manusia agar mengulangi kebaikan pada satu masa dan tidak terjerembab pada lubang yang sama. Jurnalis dan pers adalah mercu suar yang mengawasi kita agar tidak menabrak karang kebodohan, menghardik kita agar tidak menghantam karang kedunguan, memberi jalan terang agar kita tidak sesat di rimba raya peradaban. Demikian diutarakan Ketua PWI Purwakarta Endang Yusuf kepada Radar Purwakarta (9/2) kemarin menanggapi Hari Pers Nasional (HPN). Menurutnya, momnetum HPN kali ini harus bisa dimanfaatkan para wartawan untuk kembali membalikan citera wartawan yang terpuruk akibat ulah oknum wartawan, baik wartawan tanpa surat kabar (WTS) atau pihak yang hanya mengaku-ngaku sebagai wartawan dengan tujuan untuk kepentingan pribadi dan golongan. "HPN harus jadi sarana kebangkitan wartawan dalam upaya menata diri dalam profesionalisme jurnalis, terutama dalam andil memberantas penjahat wartawan," kata Endang Yusuf lewat pesawat genggamnya dari Palembang Sumatera Selatan yang tengah memperingati hari Pers Nasional dan Powarnas 2010, kemarin. Pernyataan yang diutarakan Endang Yusuf bukan tanpa alasan, sebab selama ini nama wartawan sudah banyak dijerumuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk mengeruk kepentingan dan keuntungan pribadi yang modusnya menggunakan embel-embel nama wartawan. "Sekarang banyak tukang peras dengan menunjukan profesi wartawan. Ini jauh dari sebenarnya dan berimbas buruk untuk dunia pers. Karennya, dalammomentum ini setiap pihak atau siapapun yang menemukan gelagat seperti ini jangan takut untuk melapor," kata Endang. Endang yang sudah dua periode menjabat sebagai ketua PWI Purwakarta ini menegaskan untuk pihak yang tak sanggup menjalani profesi wartawan jangan kemudian mengaku-ngaku sebagai wartawan. "Wartawan yang baik disertai dengan kartu tugas dan tentunya punya media (cetak atau eletronik). Jadi, sumber juga perlu memilah milah untuk membedakan mana wartawan atau yang cuma ngaku ngaku wartawan. Gampang saja, tanya saja mana karyanya (bisa tulis atau visual) sebagai seorang wartawan," jelas Endang Yusuf. Ditambahkan dia, dalam kaitan HPN, pihaknya juga meminta pada aparat terkait untuk membantu meminimalisir kemunculan pihak-pihak yang mengaku sebagai wartawan. "Tentunya untuk meminimlaisir hal ini semua pihak harus bekerjasama dalam memberantas kemunculan dan kehadiran oknum-oknum wartawan baik dari wartawan sendiri, sumber, ataupun pihak terkait," tutup Ketua PWI Purwakarta Endang Yusuf.(*) |
Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda?
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang!
Selasa, 02 Februari 2010
Selasa, Pengunjung Waduk Jatiluhur Lebih Sepi
LEBIH SEPI : Diluar waktu akhir pekan dan musim liburan, jumlah pengunjung di objek wisata bendungan Jatiluhur Purwakarta lebih sepi. Seperti dalam gambar, (2/2) kemarin hanya tampak beberapa pengunjung saja yang tengah menikmati wisata bendungan Jatiluhur.(rif) PURWAKARTA, RAKA - Waduk Ir.H. Djuanda di Kabupaten Purwakarta selalu menjadi magnet bagi wisatawan. Utamanya yang berminat pada jenis wisata air dan panorama alam. Tak heran, dalam sehari pengunjung bisa mencapai ratusan lebih. Jumlah ini tidak termasuk pengunjung luar domestik. Hal tersebut berlangsung hampir sepekan penuh. Namun, dari tujuh hari yang ada, hampir tiap hari Selasa jumlah pengunjung selalu berkurang dibanding hari-hari lainnya. Pantauan RAKA kemarin (2/2), di sekitar areal wisata Bendungan Ir H.Djuanda hanya tampak beberapa pengunjung. Padahal biasanya pengunjung yang datang dengan aneka tempat asal se Jawa Barat bahkan se Indonesia, kerap bergerombol. Terkadang hingga keluar areal wisata. "Kalau hari Selasa memang pengunjungnya tidak terlalu banyak mas. Para pedagang juga sudah mengerti, jadi mereka banyak yang memilih libur," terang Asikin (30), salah seorang pemilik warung ikan bakar di sekitar areal parkir bendungan Ir H.Djuanda atau bendungan Jatiluhur. Kondisi tersebut diakui Asikin memang berbeda. Sebab kalau hari-hari lainnya pengunjungnya bisa membludak. "Apalagi kalau sudah hari Sabtu dan Minggu, pengunjungnya lebih membludak," tambah pria yang mengaku beranak dua ini. Hal ini juga dibenarkan oleh Yasin, salah satu anggota pengelola parkir di lokasi wisata bendungan Jatiluhur. Kalau hari Selasa, akunya, pengunjung memang tidak terlalu banyak seperti hari-hari biasa. Itu, terangnya, karena hari Selasa kebanyakan orang-orang sedang mengawali kegiatannya. Sehingga mereka lebih sibuk dari biasanya. "Sampai siang ini jumlah kendaraan yang datang barisekitar 10 kendaraan. Namun terkadang meski hari Selasa jumlahnya bisa lebih dari 15 kendaraan," tambah Yasin. Para pengunjung yang datang tentu saja tidak berhenti sampai siang. Sebab, lokasi Wisata Bendungan jatiluhur terbuka hingga 24 jam. Tak heran, pemancing juga banyak yang datang pada malam hari. Bahkan beberapa memilih beristirahat di areal bendungan, sambil menunggu saat pagi. "Tapi sebentar lagi, pengunjung akan lebih banyak karena menjelang Maulud Nabi. Biasanya para pengunjung yang datang pada bulan Maulud dan mendekati puasa pengunjung bisa lebih banyak daripada bulan-bulan lainnya," ujarnya. (rif) |
Mencari semua teman di Yahoo! Messenger?
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang!