Selasa, 22 Juni 2010
Melihat Aktifitas SMA PGRI III Purwakarta Terapkan Edukasi Berdemokrasi dan Wawasan Keorganisasian Melalui Class Meeting
CAP. Siswa PGRI III tngah melangsungkan kegiatan Clas Meeting di halaman sekolah dan ruang kelas. Kegiatan ini merupakan prakarsa dari kesepakatan siswa dari masing-masing kelas melalui OSIS . Class Meeting atau pertemuan antar kelas merupakan bagian dari rangkaian kegiatan belajar mengajar di sekolah setelah tahapan ujian sekolah rampung dilakukan. Lalu, apa saja dan bagaimana kegiatan yang dilakukan sekolah dalam class meeting tersebut? RIVA ARIFIN Pelaksanaan kegiatan class meeting biasanya dilakukan dengan berbagai cara dan sistem oleh pihak sekolah, seperti melalui pentas seni, diskusi terbuka, hingga pekan olahraga antar kelas. Namun demikian, sistem pelaksanaannya bisa jadi tidak diberlakukan sama dimasing-masing sekolah. Ada juga yang diprakarsai pihak sekolah melalui bidang kesiswaan, dan ada yang menyerahkan langsung kepada siswa melalui organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Tujuannya sama, yakni bagi pengembangan potensi siswa selain memberikan binaan tambahan usai tahapan ujian sekolah. Seperti yang dilakukan di SMA PGRI III Purwakarta. Usai ujian akhir sekolah tahun ajaran ini, pihak sekolah memberikan keleluasaan terhadap siswa untuk melaksanakan kegiataan class meeting/pertemuan antar kelas. Dimana, melalui perwakilan masing-masing kelas, mereka (siswa, red) diperbolehkan menentukan dan memberikan suara untuk menentukan kegiatan apa saja yang bakal dilangsungkan untuk mengisi masa tenggang usai ujian sekolah tersebut, dengan catatan, tidak menyimpang dari sistem kurikulum yang sudah distandarkan. "Semua kegiatannya kami serahkan kepada siswa, ini juga sebagai pembelajaran yang tidak mengikat untuk pengembangan wawasan keorganisasian dan upaya pembelajaran terhadap siswa dalam mengaplikasikan demokrasi untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," kata Jamil, PKS Humas SMA PGRI III Purwakarta, disela-sela pembinaan class meeting siswa. Disebut pengembangan wawasan keorganisasian, tambah Jamil, lantaran proses tahapan dalam pelaksanaan pertemuan antar kelas atau class meeting itu langsung digarap oleh masing-masing siswa perwakilan kelas yang dipandu oleh OSIS. Sedangkan pengembangan aplikasi demokrasi diterapkan dari tahapan penentuan kegiatan disekolah yang disetujui atas dasar kesepakatan dan suara terbanyak sesuai kebutuhan dan potensi yang ada disetiap masing-masing kelas. "Dengan demikian, selain kegiatannya tepat sasaran dan sesuai kebutuhan siswa, ini juga menjadi hal yang menarik bagi mereka untuk mengeksplor kemampuan dan bakat yang dimiliki. Apalagi, meski tidak secara langsung, didalamnya itu terselip pembelajaran mengenai wawasan keorganisasian dan sistem demokrasi yang juga kini diterapkan dalam era kebangsaan kita," kata Jamil. Unik memang yang diberlakukan satu SMA swasta di Purwakarta ini. Disatu sisi pihak sekolah memberikan edukasi secara tidak langsung mengenai kebebasan menentukan pilihan, disisi lainnya juga memberikan edukasi dalam wawasan keorganisasian secara mandiri yang dijabarkan dari konteks pembelajaran langsung dalam mengisi waktu senggang usai ujian sekolah berakhir. Kepala Sekolah SMA PGRI III Purwakarta, Drs. Oma Karsoma, mengatakan, selain mengupayakan pembelajaran mandiri terhadap siswa, pihak sekolah pun tidak lepas memberikan pengayaan dan remedial selama masa senggang usai ujian sekolah tersebut berlangsung. "Tahapan pelaksanaannya selama 1 minggu, kita fokuskan kegiatan untuk mengembangkan potensi siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotornya," jelas Oma Karsoma. Kedepan, lanjut Oma, pihak sekolah akan terus memacu upaya pembelajaran (dalam masa senggang usai ujian sekolah,red) tersebut dengan memberikan stimulus melalui pemberian piala bergilir masa class meeting. "Tidak menutup kemungkinan agar pengadaan dan pengayaan ini berlanjut penuh hasil, kita bakal adakan semacam piala bergilir dalam pelaksanaan pertemuan kelas ini. Sehingga, setiap siswa pun akan termotivasi untuk melakukannya secara mandiri dan tanggungjawab," tutur Oma Karsoma.(*) |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
saran saya,selain cara belajar mengajarnya yang harus lebih d tingkatkan lagi. sebaiknya sma pgri 3 punya juga punya ekskul yang d banggakan atau menonjol sebagai daya tarik untuk mendapatkan sisa/siswi baru.misalnya kabaret atau ackting yang akhir-akhir ini paling banyak di minati.
Posting Komentar