Rabu, 10 Maret 2010



Penyakit Gondok "Hantui" Balita di Purwakarta

PURWAKARTA, RAKA -  Ribuan balita di kab Purwakarta terancam menderita penyakit gondok. Pasalnya, Dinas Kesehatan Kab Purwakarta mengaku hingga kini hanya baru mengupayakan peran serta penyuluhan pos yandu saja atas ancaman gangguan akibat kekurangan yodium di masyarakat. Selain itu, intitusi kepanjangan Pemkab Purwakarta ini tidak memiliki anggaran khusus terkait masalah tersebut.

"Karena tidak ada anggaran untuk program ini. Namun, 2011 nanti kita berencana akan mengajukannya,"Kata Kepala Seksi Gizi dan Kesehatan Dinas Kesehatan Purwakarta, Djaka Rahardja kepada Radar Purwakarta saat dimintai tanggapannya terkait ancaman gangguan akibat kekurangan yodium terutama terhadap balita, kemarin.

Ia mengungkapkan, kekurangan garam yodium memang cukup berbahaya karena dapat melahirkan generasi yang tidak berkualitas dan tidak produktif. Kekurangan garam yodium, lanjut dia tak hanya mengakibatkan penyakit gondok, namun bisa menimbulkan generasi idiot atau retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau bahkan lumpuh.

Kendati demikian, Ia menyatakan optimisnya bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh setiap pos yandu atau puskesmas bisa memberikan penyuluhan ke masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi garam yodium. "Memang cukup terkendala dengan tidak adanya anggaran. Tapi kita pun akan berupaya mengoptimalkan penyuluhan melalui puskesmas ataupun pos yandu yang ada,"katanya.

Berdasarkan hasil studi penelitian gangguan akibat kekurangan yodium Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat tahun 1996. Setidaknya, tercatat tiga kecamatan di kab Purwakarta yang merupakan wilayah epidemik kekurangan yodium. Wilayah kecamatan itu, berada di kec Bojong dengan status Epidemik berat, Epidemik Sedang  berada di Kec Pasawahan serta Epidemik ringan berada di kecamatan Wanayasa.

Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan Kab Purwakarta dari jumlah anak usia bawah lima tahun (Balita) hingga Desember 2009 telah mencapai 62.208 anak dan dikhawatirkan mereka mengalami kekurangan garam yodium.

Dikatakan Djaka, pihaknya juga tidak bisa melakukan monitoring setiap kandungan yodium yang berada di setiap rumah karena keterbatasan dana. "Setidaknya memang ada pengecekan setiap rumah. Sebab kami melihat, saat ini di masyarakat masih banyak beredar garam yang tidak mengandung yodium,"tukasnya.

Ditempat terpisah, Sekretaris Daerah (sekda) Pemkab Purwakarta Hamim Mulyana mengatakan tidak adanya alokasi anggaran khusus untuk program  gangguan akibat kekurangan yodium bukan menjadi permasalahan yang cukup krusial. Menurutnya, yang terpenting adalah peran posyandu dan Puskesmas sekaligus peran Dinas Kesehatan itu sendiri untuk memberikan penyuluhan yang sejelas-jelasnya ke masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi garam yodium. (ton)



Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda?
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang!


0 komentar:

pengunjung