Senin, 11 Januari 2010

Siapkah kita memilih nanti?



Artikel ditulis oleh Megantara (mahasiswa JURNALIS yang magang di Radar Karawang Dari Undip Semarang)
 

Di tahun 2010 ini lebih dari 300 kabupaten kota di seluruh Indonesia akan melaksanakan Pilkada, Di Jawa Barat sendiri lima Kabupaten dan Kota akan menyelenggarakan pemilihan Bupati dan Walikota pada tahun 2010. Kelima Kabupaten dan Kota yang akan melaksanakan Pilkada itu masing-masing Kabupaten Bandung, Sukabumi, Indramayu dan Kabupaten Karawang serta Walikota Depok.

Kita sebagai warga masyarakat Kabupaten Karawang akan ikut menentukan kearah mana kebijakan pembangunan Kabupaten Karawang ke depannya dengan cara memilih pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan diselenggarakan melalui prosesi sakral bernama pilkada. Pilkada merupakan cara yang demokratis untuk memilih pimpinan daerah yang baik dan berkualitas. Tentu saja dilakukan dengan cara yang baik dan sportif, tidak menghalalkan segala cara dalam meraih kekuasaan.

Pilkada sebagai sarana demokrasi politik, bukan untuk memilih pemimpin partai politik atau pemimpin komunitas masyarakat tertentu, melainkan memilih pemimpin seluruh rakyat sekaligus pemimpin pemerintahan di kabupaten/kota atau provinsi yang mampu menjalankan peran dan fungsi kepemimpinannya sesuai kebutuhan wilayah dan masyarakat yang ada di daerah pemilihan.

Riset JPIP (The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi) menunjukkan bahwa kemajuan suatu daerah berbanding lurus dengan faktor leadership kepala daerah. Dengan kata lain, maju tidaknya suatu daerah sangat bergantung pada kualitas dan kapabilitas kepala daerah. Dengan demikian pilkada yang akan di gelar di Karawang sangat mempengaruhi kemajuan Kabupaten Karawang di masa depan.

Mendekati pelaksanaan pilkada, pencerahan politik masyarakat dalam pilkada perlu terus diaktualisasikan dengan disandarkan pada upaya pemberdayaan dan pendewasaan masyarakat dalam berpolitik, dengan semangat untuk saling bersinergi dalam satu tujuan yang sama, yaitu pemilihan yang aman dan lancar. Sedangkan target akhir, adalah terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati yang memiliki kompetensi dan kemampuan membangun iklim sejuk dan kondusif serta mempunyai komitmen tinggi dalam mendayagunakan sistem guna meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Karawang.

Pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab dalam proses pendidikan politik agar apresiasi politik masyarakat dalam pemilihan dapat terekspresi dengan kesadaran dan kedewasaan yang tinggi serta profesional dalam menentukan pilihan, sehingga dapat terpilih pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang mampu membawa masa depan daerah menjadi lebih baik.

Dari aspek kelancaran dan sukses tahapan proses penyelenggaraan pilkada, adalah menjadi tanggung jawab KPUD dengan dukungan fasilitasi Pemerintah Daerah, DPRD, stakeholders terkait serta iklim sosial politik dan kehidupan masyarakat yang sejuk dan kondusif.

Sedangkan dari aspek kompetensi dan kualitas pasangan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah, adalah menjadi tanggung jawab parpol dalam proses seleksi calon. Apabila kita mengacu pada ketentuan UU No 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2005, partai politik menjadi pintu utama pencalonan pasangan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah.

Artinya, partai politik paling memiliki peluang dan kewenangan dalam proses seleksi terhadap siapa pasangan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang akan dipilih dan diajukan dalam kompetisi demokrasi pilkada.

Saat ini beberapa beberapa partai politik di Karawang sudah banyak yang menerima proposal pengajuan calon kepala daerah dari tokoh-tokoh masyarakat.  Dan bahkan para birokrat sudah ada yang pasang kuda-kuda untuk merapat ke tokoh tertentu yang akan maju sebagai calon bupati.

Lalu masyarakat harus "merapat" kemana? Dari desas-desus yang berkembang, masyarakat sedikit banyak mengetahui walaupun belum yakin 100% calon tersebut maju, disetujui parpol pengusung dan ditetapkan oleh KPUD sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pilkada di bulan Oktober nanti.

Etika Politik
Partai politik dan calon kepala daerah sangat memegang peranan penting selama proses pilkada itu berjalan. Kedua aktor inilah yang memegang peranan, apa dan bagaimana demokrasi itu berjalan dan dijalankan, dan tentang hal ini adalah sangat tergantung dari permainan dan etika politik yang ada dan diperankan oleh masing-masing pemain politik itu.

Jelasnya, hal ini sangat tergantung dari moral dan moralitas yang dimiliki masing-masing. Berbicara masalah moralitas, kita perlu memahami secara mendalam apa sebenarnya moralitas itu. Benny Susetyo (2004) mengatakan; moralitas adalah keasadaran jiwa terdalam dari tiap-tiap manusia; kesadaran hati nurani untuk menghormati dan mencintai sesama, membela kaum tertindas, bersikap altrulistik dengan mementingkan kepentingan masyarakat banyak dengan mendasarkan diri pada nilai-nilai humanisme.

Kapabilitas
Kapabilitas kandidat kepala daerah merupakan rangkaian kemampuan yang dimiliki oleh sosok kandidat dalam konteks sistem manajerial atau kepemimpinan yang didukung oleh 2 (dua) frame yakni : frame of reference dan frame of experience. Frame of reference atau kerangka referensi sangat dekat dengan intelektualitas umumnya bersifat ilmiah berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh seorang calon. Sedangkan frame of experience atau kerangka pengalaman merupakan pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui proses pembelajaran di luar pendidikan formal. Ukuran dari frame of reference ini sangat ditentukan oleh lamanya waktu dan tempat dimana setiap orang mendapatkan pengetahuan. Seyogianya kedua kerangka rujukan ini lebih baik disandang oleh sosok pemimpin. Andaikan hanya frame of experience lebih mendominasi, maka agaknya terjadilah kepincangan dalam menentukan sikap dan melakukan tindakan-tindakan terutama yang berkaitan dengan kebijakan politisnya. Ada baiknya jika frame of reference seimbang dengan frame of experience.

Kredibel
Kredibilitas kandidat kepala daerah merupakan keyakinan/kepercayaan terhadap karakter/sifat dasar yang alamiah dan lahiriah disandang oleh seseorang. Setiap orang punya karakter yang tidak pernah sama dengan lainnya. Karakter dimaksud sudah diwariskan atau bawaan sejak lahir, dan tidak akan pernah berubah selama hayat seseorang, walaupun berhasil ditempah mendekati baik oleh lingkungan, namun bahan dasar dari bangunan karakter itu berkuasa absolut untuk selamanya dalam hidup seseorang.

Ketiga kriteria tersebut mutlak harus dipenuhi oleh semua pasangan calon bupati dan wakil bupati sebagai dasar pertimbangan masyarakat dalam memilih, setelah itu barulah masyarakat mencermati visi misi, motif politik, dan lain sebagainya.

Masyarakat harus lebih jeli dalam menetukan pilihan karena jika hanya ikut-ikutan atau dipengaruhi oleh bisikan-bisikan tidak bertanggungjawab maka dapat dipastikan jalannya pemerintahan kabupaten Karawang 5 tahun kedepan akan stagnan atau bahkan lebih buruk dari sekarang.

Kita sudah berpengalaman dengan Pilkada yang pertama, mudah-mudahan kita bisa belajar dari pengalaman itu, jika sekarang tumbuh perasaan menyesal karena pilihannya kurang cakap sebaiknya hal itu tidak boleh terulang di Pilkada yang akan datang.

Saatnya masyarakat Karawang makin dewasa dalam berpolitik, harus sudah mengerti bagaimana menentukan pilihan politiknya berdasar preferensi dan aspirasi politiknya. Janji-janji politik dan kegiatan "tebar pesona" para kandidat pada proses kampanye nanti harus dicermati dengan saksama. Perkenankan saya mengutip pernyataan pemimpin kita "siapa menanam yang baik akan menuai pula hasil yang baik" (Suarakarya-Online), saya interpretasikan pernyataan itu menjadi, siapa yang memilih calon pemimpin yang baik maka baik pula hasilnya bagi kemajuan Kabupaten Karawang.

Mewujudkan pemerintahan daerah yang efekif, efisien dan akuntabel dalam rangka mencapai tujuan otonomi daerah bukan pekerjaan yang sederhana. Suksesnya pelaksanaan otonomi daerah tidak dapat dijalankan oleh komponen pemerintah saja, justru juga memerlukan dukungan yang besar dari komponen lain, yaitu swasta dan masyarakat yang berinteraksi dalam satu sistem tata pemerintahan yang baik (good governance).

*) Megantara Halley R.
   Alumnus SMA Negeri 5 Karawang


Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini!


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Semoga kita juga masyarakat purwakarta bisa memilih calon pemimpin yang kredibel, kompeten dan memiliki etika politik yang baik. Bravo megantara

by fathin di sadang

pengunjung