Senin, 22 Maret 2010



Waduk Jatiluhur Terapkan Satus Siaga Satu

PURWAKARTA, RAKA - Ketinggian muka air waduk Jatiluhur yang sampai kemarin siang mencapai 108,36 meter/dpl dan sudah mendekati batas kemampuan waduk yang 110 meter m/dpl membuat kondisi bangunan tanggul waduk Jatiluhur dinyatakan dalam kondisi siaga satu.

Direktur Teknik PJT II, H. Ahmad Gozali di kantor  Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) kepada wartawan mengatakan hal itu karena tinggi mata air (TMA) terus meningkat dan terkait keamanan bendungan. "Siaga satu memang kita terapkan, tetapi isu jebolnya Jatiluhur ini yang perlu kita luruskan,"kata dia.

Dalam beberapa hari terakhir ini memang berkembang kabar yang menimbulkan kepanikan dan ke khawatiran masyarakat terutama yang tinggal di hilir Jatiluhur. Khabar yang berkembang menyebutkan bendungan Jatiluhur retak dan jebol. Namun hal ini, dinilainya karena adanya kesalah pahaman terkait dengan air limpasan.

Sebut dia, masyarakat menganggap air di waduk Jatiluhur limpas melebihi badan bendungan padahal yang sebenarnya limpasan yang terkait dengan TMA yang dimaksud limpasan diatas Glory Morning (jendela pembuangan) di waduk tersebut.  "Dan  kepada wartawan lah yang harus menyampaikan kepada masyarakat akan kabar ini,"Kata dia.

Dengan demikian, tandas dia meski TMA waduk jatiluhur sudah mencapai mencapai 108,36 meter/dpl dan sudah mendekati batas kemampuan waduk yang 110 meter m/dpl tapi dinyatakan masih aman.

Dijelasnya, pengeluaran air dari waduk Jatiluhur sekarang ini mencapai 673,06 meterkubik/detik, sedangkan air yang masuk ke waduk Jatiluhur dari waduk Cirata mencapai 879,73 meterkubik/detik. Dengan demikian, terjadi ketidakseimbangan dan TMA waduk Jatiluhur semakin meninggi.

"Ini pun yang menyebab kan semakin terus meningginya air jatiluhur. Dan walaupun pengeluaran air dapat dibantu dengan hallow jet, tapi kita juga perlu melihat, sebab dengan tambahan hallow jet malah bisa menyebabkan banjir yang lebih besar," jelas Gozali.

Hal senada juga dikatakan tenaga senior PJT II Supangat, menurutnya kondisi bendungan Jatiluhur dalam keadaan aman. Bahkan kata dia, berdasarkan perhitungan para ahli ketinggian maksimal TMA yang bisa ditampung di waduk Jatiluhur itu setinggi 111,6 m/dpl.

Dengan demikian, jelas dia dengan ketinggian itu bisa disebut ancaman dan bisa jebolnya tanggul.  "Itu yang disebut banjir maksimum yang kemungkinan bakal terjadi. Tapi TMA itu yang sekarang mencapai 108 m/dpl itu dalam keadaan tidak membahayakan seperti yang terjadi pada tahun 1984 dimana TMA waduk Jatiluhur saat itu mencapai 108,4 m/dpl," katanya.

Saat ditanya, timbulnya banjir yang terjadi di kab Purwakarta dan Karawang. Supangat menyatakan  kejadian itu bukan semata-mata karena penggelontoran air dari waduk Jatiluhur  ke sungai Citarum saja, melainkan ada beberapa faktor.

"Ini kan, salah satunya adanya air yang berasal dari sungai Cibeet dan sungai lainnya,"tukasnya. (ton)


Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!


0 komentar:

pengunjung