Rabu, 20 Januari 2010

PT.Indo Barat Rayon Purwakarta di Demo Warga



PURWAKARTA, RAKA - Puluhan ibu-ibu dan anak-anak warga Kampung Sukamulya, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta beramai-ramai "ngontrog" Pabrik PT Indo Bharat Rayon (PT IBR), Rabu (20/1) kemarin. Aksi para ibu dan anak-anak yang difasilitasi Ormas Laskar Merah Putih tersebut guna menuntut kepada perusahaan agar memperhatikan nasib masyarakat sekitar yang selama ini terkena dampak langsung dari pabrik tersebut.

Aksi demo yang semuanya kaum hawa dan anak-anak itu berlangsung sejak pukul 10.00 WIB. Kedatangan para pendemo ke pabrik yang memproduksi serat rayon tersebut disambut puluhan pria pengamanan eksternal pabrik dan Ormas Pemuda Pancasila serta sekurit pabrik.

Sesampainya di pintu gerbang pabrik para pendemo langsung meneriaki yel-yel dan mengacung-acungkan berbagai poster yang berisi tuntutan kepada perusahaan yang berada di daerahnya tersebut.

Dalam orasinya, para ibu menuntut perusahaan agar betul-betul memperhatikan nasib masyarakat yang bermukim di sekitar pabrik. Pasalnya, selama pabrik PT IBR berdiri sedikitnya warga dari daerahnya yang bisa bekerja di perusahaan Penanaman Modal Asing  (PMA) tersebut, bahkan para ibu itu menunut agar perusahaan mau mempekerjakan ibu-ibu, misalnya menjadi cleaning service ataupun tukang sapu sampah.

Seperti diungkapkan Cucu (42), warga Kampung Sukamulya Rt 06/03, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta yang mengaku masyarakat sekitar selama ini yang paling terkena dampak dari pabrik tersebut, seperti dampak dari pembuangan limbah pabrik, polusi yang ditimbulkan serta lainnya.

Selain itu, menurut Cucu, masyarakat pun menuntut kepada pabrik agar mau memberikan kompensasi sembako dan adanya jaminan kesehatan dari perusahaan. "Kami yang selama bertahun-tahun tinggal di daerah yang paling terdekat dengan pabrik belum pernah menerima santunan kesehatan ataupun sembako dari perusahaan, padahal dampak negatif dari pabrik tersebut masyarakat terdekat sajalah yang kena imbasnya.

"Warga sebenarnya tidak menuntut yang macam-macam kepada perusahaan melainkan meminta kepada perusahaan agar memperhatikan nasib warga sekitar pabrik," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Neti, menurutnya kekesalan warga terhadap PT IBR ini sebenarnya sudah lama, namun sejumlah laporan dan aduan yang ditujukan kepada perusahaan maupun pihak lainnya tidak mendapat jawaban. "Saya yang tinggal lingkungan yang paling dekat dengan pabrik hampir setiap hari terganggu oleh suara bising dari pabrik. Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada perusahaan untuk memperhatikan nasib masyarakat terutama warga sekitar pabrik," ujarnya.

Setelah massa berorasi persis di depan gerbang masuk PT IBR, akhirnya mau berdialog dengan perwakilan warga di ruang pertemuan perusahaan, sedangkan para wartawan yang sejak pagi menunggu di sekitar pabrik tidak diperkenankan masuk untuk meliput pertemuan tersebut.

Aktivis Laskar Merah Putih, Udin yang ditemui mengatakan pihaknya memfasilitasi aksi demo ke PT IBR karena mendapat pengaduan dari masyarakat mengenai permasalahan tersebut. "Tentunya sebagai organisasi masyarakat begitu mendapat laporan dari masyarakat segera menindaklanjuti," ujarnya.

Diakuinya, laporan dari masyarakat yang mengadukan masalah kurang perhatiannya perusahaan terhadap warga sekitar yang disampaikan ke organisasinya sudah lama dan sekarang ini baru ditindaklanjutinya.

Sementara itu, Manager General Affair PT Indo Bharat Rayon Gatot Prasetyoko tidak dapat dihubungi berkaitan dengan aksi yang dilakukan puluhan ibu-ibu dan anak-anak warga Kampung Sukamulya, Desa,    Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta, bahkan pesan singkat yang dikirimkan tidak mendapat balasan.(rif)


Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)


0 komentar:

pengunjung