Kamis, 04 Maret 2010

Dinkes Himbau Waspada DBD dan Cikungunya



 

PURWAKARTA, RAKA - Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta mengimbau masyarakat mewaspadai wabah penyakit Chikungunya dan DBD pada musim hujan yang ekstrim pada bulan ini. Dinkes mengisyaratkan, bulan Februari ini memasuki puncak penyebaran dua penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

" Untuk itu, kami mengimbau masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan terutama pada puncak, bulan ini. Upaya pencegahan salah satunya dengan mengalakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)," kata dr. Agung Darwis, Kasie Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Purwakarta, Kamis (4/3) kemarin.

Disebutkan, pada dua bulan terakhir terhitung Januari-Februari 2010, tercatat ada 47 kasus cikungunya dan 92 kasus DBD. Tiga kecamatan rawan penyebaran penyakit ini adalah Jatiluhur, Maniis dan Kiarapedes. Pemicu mewabahnya penyakit tersebut akibat faktor cuaca seperti hujan.
"Bersamaan siklus cuaca yang tak menentu, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan ditempat tinggalnya rendah, sehingga rentan terkena penyakit ini," ungkapnya.

Padahal, kata Agung, selain kebersihan itu penting untuk kesehatan keluarga, masyarakat juga harus patuh terhadap ketentuan perundang- undangan tentang lingkungan hidup, seperti UU 4 tahun 1984. " Amanat UU lingkungan hidup itu sudah jelas masyarakat harus taat dan mematuhi dengan menjaga kebersihan lingkungannya. Tetapi karena keawaman dan ketidaktahuan mereka mengabaikan. Padahal sesuai UU tersebut, mereka melanggar dapat dikenai sangsi," jelas Agung.

Dikatakannya, selama bulan Januari 2009, 26 warga di Kabupaten Purwakarta dinyatakan sebagai suspect Demam Berdarah Dengue (DBD), dari jumlah itu 18 di antaranya dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta. Ada tiga kecamatan dimana penderita suspect DBD-nya paling tinggi yaitu Kecamatan Sukatani, Tegalwaru dan Plered.

Menurutnya, demam berdarah dengue atau DBD merupakan demam dengue dengan derajat yang lebih berat. Perbedaan yang paling utama adalah pada demam dengue tidak ditemukan manifestasi perdarahan pada pasien. Pada kulit pasien dengan demam dengue hanya tampak ruam kemerahan saja sementara pada pasien demam berdarah dengue akan tampak bintik bintik perdarahan. Selain perdarahan pada kulit, penderita demam berdarah dengue juga dapat mengalami perdarahan dari gusi, hidung, usus dan lain lain. Bila tidak ditangani segera, demam berdarah dengue dapat menyebabkan kematian.

Dijelaskan, virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue. Populasi nyamuk ini akan meningkat pesat saat musim hujan namun nyamuk Aedes aegypti juga dapat hidup dan berkembang biak pada bak bak penampungan air sepanjang tahun. Satu gigitan nyamuk yang telah terinfeksi sudah mampu untuk menimbulkan penyakit dengue pada  orang yang sehat. "Penularan demam dengue tidak bisa langsung dari manusia ke manusia tetapi harus melalui perantara nyamuk sehingga kita tidak perlu khawatir kontak langsung dengan penderita demam dengue," katanya.

Diakuinya, adanya penemuan sejumlah warga yang diindikasikan suspect DBD belum dapat dikatakan wabah. Pasalnya, pada tahun sebelumnya jumlah warga yang terindikasi DBD pun ditemukan walaupun dalam jumlah yang tidak jauh berbeda. "Jika pada tahun sebelumnya tidak ada suspect DBD maka adanya penemuan 26 warga sekarang dapat dikatakan sebagai suatu wabah," jelasnya.

Ia mengatakan, sampai saat ini belum ada vaksi yang pas untuk DBD sehingga hanya pencegahan terpadulah yang bisa dilakukan seperti prilaku hidup sehat. Misalnya, dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seperti 3 M (menguras, menutup dan menimbun temat-tempat yang disukai nyamuk untuk berkembang biak.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Masyarakat RSUD Bayu Asih, Agus Djamaludin mengatakan, jumlah kunjungan pasien menderita DBD dan Cikungunya relatif menurun.  (rif)


Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!


0 komentar:

pengunjung